Kamis 16 Mar 2017 20:44 WIB

Sekda DKI Sebut Ada Rencana Rute MRT Fase Dua Sampai Pulau Reklamasi

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Bayu Hermawan
Sekda DKI Jakarta Saefullah.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Sekda DKI Jakarta Saefullah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah mengundang Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), PT MRT Jakarta, dan PT. Pembangunan Jaya Ancol.Tbk untuk melakukan rapat pada Rabu (15/3) sore WIB.

Pada awalnya Pemprov DKI Jakarta merencanakan rute Mass Rapid Transit (MRT) fase dua adalah Bundaran HI-Kampung Bandan. Namun karena tanah PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah dikerjasamakan dengan tiga perusahaan, maka rute tersebut di perpanjang menjadi Bundaran HI-Ancol Timur.

"Di sana (Ancol Timur) setelah kita cek hanya ada tanah DKI (seluas) empat hektar. Tadinya ada tanah sebelahnya empat hektar lagi milik Ancol tapi sudah terjual. Terus kita tanya bisa nggak depo empat hektar. Beliau (Dirut MRT William Sabandar) tidak bisa mengiyakan, mau dikaji lagi. Ada ide bisa enggak double decker, bertingkat deponya. Itu lagi dihitungin deponya," ujar Saefullah di Balai Kota, Kamis (16/3).

Jika depo atau tempat pemberhentian kereta tidak bisa dibuat bertingkat atau double decker, Saefullah menuturkan, rencananya rute MRT akan diperpanjang lagi sampai pulau reklamasi utara.

"Sedikit nambah satu kilometer. Pulau K dekat. Yang reklamasi itu relatif lebih oke karena ada jatah Pemda 30 hektar. Jadi tinggal tambah satu km," ucapnya.

"Nanti dicek soal kontur tanah. Semua elevated. Dari yang pas belok Kampung Bandan sudah elevated. Di Kampung Bandan akan ada pertemuan antara MRT, LRT, dan kereta commuter ada stasiun ada TOD (transit oriented development) ada rusun. Setelah Kampung Bandan masuk ancol masuk pintu barat ada stasiun. Maju lagi ada stasiun ada di sana  Supaya orang yang mau transit di Kampung Bandan, mau ke Ancol turun di pintu barat atau timur," jelasnya.

Namun, semua hal itu baru dapat diputuskan pekan depan. Sehingga keputusan tersebut sudah mantap ketika rapat dengan DPRD DKI Jakarta. Sisi lain, Saefullah berpendapat stasiun MRT tetap harus ada di Kampung Bandan.

"Tapi tetap stasiun harus ada di situ. Karena kalau kita tidak lewat Kampung Bandan kemarin rutenya jadi tambah1,5 km. Jadi kalau kita potong situ kita hemat 1,5 km tapi diujungnya kita tambah sampai pulau jadi kira-kira seri lah," katanya.

Sebelumnya, MRT Jakarta melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama (NKB) dengan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. NKB yang ditandatangani oleh kedua belah pihak ini disaksikan oleh Gubernur Pejawat DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balai Kota, Jumat (3/3) .

Pihak PT MRT Jakarta diwakili oleh Presiden Direktur PT MRT Jakarta William Sabandar. Sementara itu dari pihak PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk diwakili oleh Direktur Utama C. Paul Tehusijarana. Terkait pengerjaan fase kedua dengan rute Bundaran HI-Ancol Timur rencananya akan mulai dilakukan pada 2019.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement