Selasa 14 Mar 2017 18:32 WIB

PMI Jangkau Kampung Terpencil di Pelosok Selatan Sukabumi

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Hazliansyah
Seorang petugas memeriksa stok darah lengkap atau whole blood di Laboratorium Palang Merah Indonesia, Tegal, Jateng, Kamis (9/4).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Seorang petugas memeriksa stok darah lengkap atau whole blood di Laboratorium Palang Merah Indonesia, Tegal, Jateng, Kamis (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukabumi menjangkau kampung terpencil di selatan Kabupaten Sukabumi. Upaya tersebut dilakukan untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga yang masih sulit menjangkau layanan kesehatan maupun pendidikan.

Salah satu kampung yang didatangi adalah Kampung Cirengrang, Desa Rambay, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi. Untuk menuju kampung ini harus melalui jalan yang berliku, baik lembah maupun perbukitan dan memakan waktu dua hingga tiga jam dari lokasi kecamatan.

"PMI datang untuk menyalurkan bantuan awal berupa paket bantuan peralatan sekolah dan mobile clinic pengobatan gratis," terang salah seorang relawan PMI Kabupaten Sukabumi Atep Maulana kepada wartawan Selasa (14/3).

Di kampung tersebut terdapat satu unit sekolah dasar (SD) Negeri Cirengrang yang kondisinya cukup menmprihatinkan. Di sekolah itu hanya ada sembilan orang anak yang menjadi siswa. Sementara tenaga guru hanya satu orang yang masih berstatus guru honorer tenaga kerja sukarela (TKS). Di mana guru tersebut hanya digaji sebesar Rp 300 ribu per bulannya.

Atep mengungkapkan, PMI juga memberikan bantuan berupa pengobatan gratis kepada warga yang ada di kampung terpencil tersebut. Kegiatan itu untuk melakukan identifikasi kondisi kesehatan warga.

PMI lanjut Atep melakukan promosi kesehatan kepada warga dan anak-anak sekolah. Terutama dalam menggaungkan akan pentingnya menjaga kesehatan pribadi dan lingkungan sekitar.

Di kampung tersebut, kata Atep, tercatat sebanyak 60 kepala keluarga (KK). Ia mengatakan kampung ini bisa dikatakan masih terisolir karena pasokan listrik belum masuk ke wilayah tersebut.

"Masalah lainnya yakni sarana jalan yang masih belum ada," ungkap Atep. Dampaknya, akses warga baik keluar maupun masuk seringkali terkendala.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement