Sabtu 11 Mar 2017 18:54 WIB

Ambulans Gerindra Mengantar Jenazah Nenek Hindun ke Pemakaman

Rep: Amri Amrullah/ Red: Budi Raharjo
Mobil ambulans (ilustrasi)
Foto: Antara/Idhad Zakaria
Mobil ambulans (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tiba-tiba saja kabar adanya jenazah seorang nenek yang ditolak disholatkan di sebuah musala lantaran perbedaan pilihan dalam pilkada Jakarta, di Kelurahan Karet, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, menyeruak di media sosial. Republika.co.id pun berusaha mengecek kebenaran kabar tersebut ke lokasi kejadian.

Menurut penjelasan Ketua RT 09/RW 05, lokasi rumah almarhumah, Abdul Rachman, warga sudah berusaha mengurus jenazah nenek Hindun sejak pemandian di rumah duka hingga ke pemakaman. Jenazah tidak disholatkan di Musala Almukminun karena sudah mendekati waktu sholat Magrib dan hujan.

"Almarhumah meninggal pukul 13.30 WIB. Prosesi pemandian dan pengafanan pukul 17.30 WIB. Jadi waktunya mepet jelang Magrib dan kondisinya hujan," ujarnya kepada Republika.co.id di kediamannya, Sabtu (11/4).

Soal nenek Hindun yang tidak dishalatkan di musala, Abdul Rachman juga mengatakan warga yang meninggal di wilayahnya bisa disholatkan di rumah atau di musala. Jenazah warga yang disholatkan di rumah bukan terjadi pada nenek Hindun saja.

Persoalannya adalah waktu pemakaman yang tidak bisa dilakukan di atas pukul tujuh malam. Menurut Abdul Rachman, bila melewati pukul tujuh malam biasanya jenazah dimakamkan pada keesokan harinya. Karena waktu yang mepet, maka jenazah nenek Hindun pun hanya dishalatkan di rumah duka. "Jadi nggak ada tuh yang dikatakan ditolak, kita semua jalankan sesuai prosedur bila ada warga yang meninggal," katanya.

Abdul Rachman mengatakan, pengurus RT juga menyiapkan berbagai kebutuhan pemakaman mulai dari surat menyurat kematian, pembelian kain kafan, meminta dana bantuan sosial ke warga, hingga mencarikan ambulans.

Syamsul Bahri, warga RT 05 menambahkan warga menelepon ambulans dari partai Golkar, PDI Perjuangan dan Gerindra. "Hanya ambulans dari Partai Gerindra yang bisa datang ke Musala Almukminun," ujarnya.

Baca juga: Ketua RT Bantah Jenazah Nenek Hindun tak Dishalatkan karena Perbedaan Pilihan Politik

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement