Senin 20 Feb 2017 17:06 WIB

Pemuda Muhammadiyah: Presiden Sepakat Ubah Penanganan Terorisme

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bayu Hermawan
Ketum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Simanjutak usai menemui Presiden Joko widodo
Foto: Republika/Desy Susilawati
Ketum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Simanjutak usai menemui Presiden Joko widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sepakat adanya perubahan pola penanganan terorisme. Presiden sepakat pendekatan penanganan terorisme haruslah tanpa kekerasan sehingga sesuai dengan langkah deradikalisasi terhadap para pelaku teror.

"Pak Jokowi bersepakat dengan sikap Pemuda Muhammadiyah. Beliau bersepakat bahwasanya harus ada perubahan besar terhadap pola penanganan terorisme. Jadi tidak boleh lagi ada pendekatan dalam konteks kekerasan dan sebagainya, karena itu bukan deradikalisasi tapi justru melakukan reradikalisasi," jelasnya di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (20/2).

Dahnil mencontohkan, perubahan penanganan terorisme dapat dilakukan melalui pemberian pendampingan advokasi serta bantuan ekonomi terhadap korban terorisme maupun keluarganya.

"Jadi bahkan tadi Pak Jokowi menyebutkan beliau secara pribadi dan negara itu akan lebih fokus pada advokasi atau pendampingan bantuan ekonomi terhadap korban-korban terorisme baik keluarganya maupun yang keluarga terduga teroris, begitu, kemudian keluarganya ditinggal supaya jangan di stigma," ujarnya.

Menurut Dahnil, Presiden juga meminta kepada Pemuda Muhammadiyah agar turut memberikan bantuan pendampingan kepada keluarga mantan teroris, termasuk keluarga terduga teroris Siyono asal Klaten, Jawa Tengah.

"Bahkan tadi Pak Jokowi sebutkan akan langsung bantu para korban. Kami tentu berterimakasih, model seperti inilah yang kami butuhkan untuk penanganan terorisme," kata Dahnil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement