Rabu 15 Feb 2017 13:00 WIB

Fasilitasi Warga Berkebutuhan Khusus, TPS Bengkala Gunakan Bahasa Isyarat

Penyandang disabilitas menunjukkan tinta suara pada jarinya seusai pencoblosan Pilkada
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Penyandang disabilitas menunjukkan tinta suara pada jarinya seusai pencoblosan Pilkada

REPUBLIKA.CO.ID, SINGARAJA -- Sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) di komunitas "kolok" atau tuli bisu di Desa Bengkala, Kabupaten Buleleng, Bali, menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan warga.

"Di desa kami terdapat masyarakat disabilitas tuli bisu sehingga perlu difalisitasi bahasa isyarat," kata Ketua Panitia Pemungutan Suara (TPS) 5 Desa Bengkala, Ketut Sudarsana, di Desa Bengkala, Kabupaten Buleleng, Rabu.

Ia mengatakan, KPU bersama PPS di desa tersebut sebelumnya telah melakukan sosialisasi Pilkada di kalangan penyandang buta tuli di daerah tersebut untuk meningkatkan peran serta masyarakat.

Ia menambahkan, partisipasi pemilih dari kalangan disabilitas diamati cukup tinggi dan hampir semua penyandang buta tuli ikut pencoblosan di lima TPS berbeda.

"Dari TPS kami terdapat sekitar 10 pemilih dari kalangan disabilitas. Di TPS lain juga ada, jumlahnya bervariasi," kata dia.

Lanjut Sudarsana, pihaknya tidak menemukan banyak hambatan dalam berkomunikasi dengan kalangan penyandang disabilitas di desa tersebut.

"Kebetulan kami sudah terbiasa berkomunikasi dengan mereka. Jadi tidak ada masalah ketika memberikan petunjuk proses pencoblosan," ujarnya.

Desa Bengkala memang dikenal sebagai salah satu desa di Pulau Dewata memiliki jumlah warga buta tuli cukup banyak, sering disebut warga "kolok".

Berdasarkan data PPS Bengkala, jumlah pemilih tetap di desa tersebut mencapai sekitar 50 orang berasal dari 22 kepala keluarga (KK).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement