Kamis 02 Feb 2017 19:49 WIB

Perbedaan Tarif Transjakarta Bandara dengan DAMRI Bukan Masalah

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Indira Rezkisari
Bus Damri
Foto: Fanny Octavianus/Antara
Bus Damri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Transportasi Jakarta (Tranjakarta) memiliki rencana untuk membuka rute busway menuju Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma. Saat ini, perusahaan pelat merah milik Pemprov DKI itu masih mengkaji berapa tarif yang layak untuk dikenakan kepada para penumpang busway di rute baru tersebut.

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Tubagus Arif, mengaku tidak mempersoalkan jika tarif busway tujuan bandara nanti dipatok lebih murah daripada harga karcis bus DAMRI yang ada saat ini. Menurut dia, perbedaan tarif tersebut tidak akan menimbulkan persaingan di antara PT Transjakarta dan Perum DAMRI.

"Saya kira tidak ada masalah jika tarifnya berbeda. Karena, Pemda DKI Jakarta memang memiliki kewenangan untuk menentukan tarif busway ini. Sementara, kalau tarif DAMRI itu domainnya pemerintah pusat, yakni Kementerian Perhubungan. Ini kan cuma bisnis saja," ujar Arif kepada Republika.co.id.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan persoalan tarif bukan masalah utama yang mesti dipikirkan PT Transjakarta. Menurut dia, yang harus dikaji betul oleh BUMD DKI itu adalah bagaimana caranya mereka bisa membuat terobosan dalam membangun sistem transportasi massal yang terintegrasi pada rute bandara tersebut.

"Terobosan itu diharapkan bisa mengurangi volume kendaraan pribadi menuju bandara nantinya, baik ke Soetta maupun ke Halim. Selama rencana pembukaan rute baru busway ini memang berdasarkan kajian yang matang, kami pasti akan support (mendukung)," ucap Arif.

Kepala Humas PT Transjakarta Wibowo sebelumnya mengungkapkan, perusahaannya kini sedang mempelajari kemungkinan kerja sama dengan Perusahaan Umum (Perum) DAMRI untuk pembukaan rute busway menuju Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma. Pasalnya, layanan angkutan bus menuju kedua bandara tersebut selama ini memang dioperasikan oleh BUMN yang berada di bawah naungan Kementerian Perhubungan itu.

Wibowo mengatakan, PT Transjakarta saat ini juga masih mengkaji berapa tarif yang layak untuk dikenakan kepada penumpang, ketika rute busway menuju bandara benar-benar jadi dibuka nantinya. Jika berpatokan pada sistem koridor yang diterapkan perusahaannya saat ini, penumpang busway hanya dibebankan tarif Rp 3.500 per kepala. Sementara, Perum DAMRI sendiri mematok karcis bus mereka seharga Rp 40 ribu per penumpang.

Jika seandainya nanti PT Transjakarta tetap menggunakan tarif Rp 3.500 per kepala untuk busway yang melayani rute menuju bandara, dikhawatirkan bakal terjadi persaingan yang tidak sehat antara BUMD milik Pemprov DKI itu dan Perum DAMRI. Oleh karenanya, Wibowo menganggap penjajakan kerja sama dengan perusahaan pelat merah itu sangat penting.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement