REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam debat publik putaran kedua, menyampaikan program penyediaan air bersih dan transportasi bagi warga Jakarta. Terkait penyediaan air bersih, Ahok sedang melakukan perundingan ulang dengan dua perusahaan air minum, yakni PT Palyja dan PT Aetra Air untuk mengolah air bersih dari limbah.
"Akan ada penggabungan manajemen, sedang kami usahakan perdanya agar ada pengolahan air limbah menjadi air bersih. Kalau ingin dapat air bersih, harus pasang air kotor," kata Ahok dalam Debat Pilkada di Hotel Bidakara Jakarta, Jumat (27/1).
Cagub yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat itu menjelaskan banyak warga tidak mampu harus membeli air dengan harga Rp 25 ribu per kubik. Padahal air yang dijual oleh Pemprov seharga Rp 1.050 per kubik.
Warga pun kesulitan jika harus membayar pemasangan awal seharga Rp 1 juta. Namun mereka tidak keberatan jika membayar tagihan air per bulannya. "Yang banyak terjadi warga tidak sanggup membayar pemasangan awal. Maka itu, kami telah memasang puluhan ribu pemasangan gratis, yang penting mereka tidak bayar uang mukanya," kata Ahok.
Selain tata air, Ahok sebagai Petahana calon gubernur, mengatakan Transjakarta telah menambah 53 trayek baru dan 77 trayek pada 2017 dengan pemberhentian langsung sampai ke perumahan warga. "Kenapa kesannya belum terlihat, karena kami tidak ingin impor. Hampir semua bus beli dari lokal karoseri," katanya.
Pemprov DKI juga akan menyewakan apartemen seharga kos-kosan untuk warga Jakarta yang mencari nafkah di ibu kota namun tidak mampu membeli rumah. Program lainnya terkait tata kota yang disampaikan Ahok adalah keunggulan electronic road pricing (ERP) yang mengharuskan warga luar Jakarta, seperti Tangerang dan Bekasi dikenakan tarif masuk sebesar Rp 3.500 jika memasuki jalan ibu kota.
Dalam debat publik yang dimulai pukul 19.30 WIB ini, tema yang diusung berkaitan dengan reformasi birokrasi dan pelayanan publik serta pembangunan perkotaan. Selama masa kampanye, Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta menyelenggarakan debat calon kepala daerah DKI Jakarta sebanyak tiga kali, yaitu pada 13 Januari, 27 Januari dan 10 Februari 2017.