REPUBLIKA.CO.ID, KULONPROGO -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Bandara Internasional Yogyakarta yang dibangun di Kulonprogo, DIY, akan berorientasi global dengan standar internasional. Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara "Babat Alas Nawung Kridha" yang digelar di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo, DI Yogyakarta, Jumat (27/1).
Di tempat itulah nanti Bandara Internasional Yogyakarta akan dibangun. "Dan memang orientasi airport (bandara) di sini memang orientasi global sudah menjadi bandara internasional yang benar benar internasional betul standarnya," kata Presiden Jokowi.
Bandara yang akan dibangun di lahan seluas 587 hektare (ha) itu kata Presiden, akan didukung oleh fasilitas terbaik berstandar internasional. "Didukung oleh semua fasilitas yang sangat bagus," ucapnya.
Presiden juga berterima kasih kepada Pemerintah Daerah DIY, termasuk Gubernur DIY Sultan Hamengkubuwono X dan seluruh masyarakat Kulonprogo yang memberikan dukungan penuh kepada proses pembangunan bandara tersebut.
Ia mengatakan, Bandara Adi Sutjipto kapasitasnya hanya 1,6 juta penumpanh, padahal sekarang sudah dipakai 7,2 juta penumpang (dalam berita sebelumnya disebutkan 7,6 juta penumpang).
Bandara Internasional Yogyakarta yang dibangun di atas lahan seluas 587 ha ini pada tahap I (2020-2031) akan memiliki terminal seluas 130 ribu meter persegi berkapasitas hingga 15 juta penumpang per tahun, dengan runway atau landasan pacu sepanjang 3.250 meter, dan apron berkapasitas 35 pesawat.
Pada pengembangan tahap II (2031-2041), terminal Bandara Internasional Yogyakarta akan dikembangkan menjadi 195 ribu meter persegi yang mampu menampung hingga 20 juta penumpang per tahun, landasan pacu 3.600 meter, dan apron yang bisa diparkiri hingga 45 pesawat.Untuk pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta di Kulonprogo ini, Angkasa Pura I menyiapkan investasi Rp 9,3 triliun.