Kamis 19 Jan 2017 09:59 WIB

Kapolri Lepas 140 Personel Pasukan Perdamaian ke Sudan

Rep: Mabruroh/ Red: Bayu Hermawan
Kapolri Jenderal Tito Karnavian
Foto: ANTARA FOTO/AGR/Izaak
Kapolri Jenderal Tito Karnavian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 140 personel satuan tugas (Satgas) Polri akan diberangkatkan ke Darfur, Sudan, pada Jumat (20/1) besok. Ratusan personel Polri itu akan menjalankan misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"140 personel ini diharapkan mampu memelihara dan menciptakan rasa damai di Sudan pascakonflik yang berkepanjangan. Ini pasukan taktis, pendukung, bersama PBB," ujar Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Lapangan Baharkam Polri, Jakarta Selatan, Kamis (19/1).

Kapolri mengatakan 140 personel yang diberangkatkan adalah anggota-anggota yang terpilih. Pemilihan pasukan perdamaian telah melewati tahap seleksi, latihan dan disiplin yang keras, sehingga bisa menjadi bagian yang mampu memelihara perdamaian dunia. Sehingga dari 450 ribu anggota Polri hanya 140 personel saja yang terpilih.

"Nanti kemampuan pimpinan dan Satgas mulai teruji apakah tetap akan solid. Ini ujian sekaligus kesempatan luar biasa yang belum tentu di peroleh anggota lainnya," katanya.

Tito melanjutkan, hingga saat ini Polri telah delapan kali mengirimkan pasukan sebagai bagian dari pasukan perdamaian PBB, dan telah banyak meraih penghargaan. Di mata dunia internasional, Polri telah mendapat pengakuan sebagai salah satu pasukan yang modern dan profesional.

"Personel yang berangkat di misi PBB, kita menjadi contoh (bagi) negara lain," ujar mantan Kapolda Papua ini.

Oleh karena itu, Tito berharap keberangkatan pasukan perdamaian yang ke-9 kali ini, anggota Polri bisa tetap menjaga komitmen dan disiplin dalam menjalankan tugas demi nama baik Indonesia, nama baik institusi dan juga nama baik anggota.

Tito juga berpesan agar anggotanya yang bertugas dapat memanfaatkan betul kesempatan bertugas di Sudan untuk meningkatkan kemampuan dan pengembangan wawasan secara luas. Sehingga dengan pengalamanannya menjadikan anggota tidak lagi berpikir lokal namun sudah nasional dan internasional.

"Rekan-rekan akan berinteraksi dengan polisi negara lain, akan mengembangkan wawasan secara luas, tidak lagi berpikir lokal tapi tentang dunia. Mampu mengembangkan wawaaan internasional dan nasional. Meskipun dalam bertugas kita berpikir lokal dan bertindak lokal," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement