REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suasana haru terjadi ketika calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Sandiaga Uno, melakukan sosialisasi program di Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (17/1). Tiba-tiba seorang ibu bernama Iyos (45) menangis di hadapannyan karena ijazah anaknya ditahan sekolah.
"Saya belum bisa mengambil ijazah anak saya karena nggak ada biaya untuk menebusnya. Saya demi menyekolahkan anak, harus utang sana-sini," kata Iyos.
Iyos menangis di hadapan Sandiaga karena khawatir anaknya tidak dapat melanjutkan sekolah. "Saya meminta bantuan sekolah, pak," katanya sambil menggendong anaknya bernama Arifin.
Iyos mencurahkan kegalauan hatinya bila anak sulungnya yang telah lulus SD, Rendilah, memang mendapatkan bantuan berupa Kartu Jakarta Pintar (KJP). Sayangnya, cuma bisa digunakan sekali saat kelas enam dan dipakai membeli seragam.
Iyos berharap program kandidat nomor 3 tersebut mencakup seluruh biaya pendidikan, sehingga tidak membebani warga. Sementara Sandiaga menjamin anak usia sekolah bakal dapat mengenyam pendidikan, baik formal maupun informal, dengan cuma-cuma. Lalu, mereka dijamin mendapatkan pendidikan berkualitas dan bantuan terkait lainnya.