REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil jajak pendapat terbaru yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkapkan, mayoritas warga Jakarta tidak ingin dipimpin kembali oleh Ahok (gubernur DKI nonaktif Basuki Tjahaja Purnama--Red). Temuan itu sekaligus menunjukkan sentimen anti-Ahok saat ini masih menjadi mayoritas di Ibu Kota.
Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa menuturkan, hasil survei terakhir yang dilakukan lembaganya menyebutkan sebanyak 85,90 persen responden di DKI mengaku pernah mendengar Ahok menjadi terdakwa dalam kasus penodaan agama.
Sementara, sebanyak 8,00 persen mengaku tidak pernah mendengar kabar tersebut, dan 6,10 persen lagi tidak menjawab.
"Ketika kami tanyakan kepada responden apakah mereka rela atau tidak relah jika gubernur terpilih nanti adalah seorang terdakwa penista agama, sebanyak 60,40 persen responden menjawab tidak rela. Hanya 17,80 persen yang mengaku rela dipimpin terdakwa penista agama, sedangkan 21,8 persen lagi tidak menjawab," ujar Ardian, kepada wartawan di Jakarta, Selasa (17/1).
Lebih lanjut, dia mengatakan, sebanyak 56,7 persen responden juga menilai pernyataan Ahok tentang Alquran Surat Al Maidah ayat 51 sebagai bentuk penistaan agama. Hanya 20,7 persen responden yang menganggap pernyataan mantan bupati Belitung Timur itu bukan penodaan agama. Sementara sebanyak 22,6 persen lagi tidak menjawab.
"Ketika kami tanya lagi kepada responden, apakah mereka akan memilih calon gubernur yang melakukan penistaan agama, sebanyak 56,1 persen menyatakan tidak akan memilihnya. Hanya 20,0 persen responden yang menjawab akan memilih sang kandidat, dan 23,9 persen lagi tidak menjawab," tutur Ardian.
Baca juga, Anies: Jakarta Butuh Pemimpin Baru.
Tidak cukup sampai di situ, temuan lain yang diperoleh LSI Denny JA juga menunjukkan sebanyak 58,4 persen warga DKI ingin punya gubernur baru. Hanya 26,4 persen yang mengaku menginginkan gubernur lama memimpin kembali, sedangkan 15,2 persen lagi menjawab tidak tahu.