REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Senat Mahasiswa Bina Sarana Informatika (BSI) Kampus Keramat 168 yang terdiri dari Akademi Sekretari dan Manajemen (ASM), Akademi Bahasa Asing (ABA) dan Akademi Manajemen dan Keuangan (AMK) Bina Sarana Informatika menyelenggarakan seminar pendidikan. Seminar tersebut diadakan di ASM BSI Jakarta Kampus Salemba 22 Jakarta, Sabtu (14/01/2017).
Seminar yang bertemakan “The Youth Make a Change and Inspire” ini diikuti oleh 300 peserta. Mereka terdiri dari mahasiswa ASM BSI Jakarta, AMK BSI Jakarta, ABA BSI Jakarta, mahasiswa perguruan tinggi lain, serta masyarakat umum. Seminar tersebut menampilkan nara sumber Founder 1000 guru Jemi Ngadiono, serta Pelopor Sekolah Darurat Kartini Ibu guru kembar Sri Rossyati dan Sri Irianingsih.
Seminar yang dipandu oleh moderator wartawan MNC Group Adzat Wiratma SH MPd tersebut diadakan dalam upaya memberikan pendidikan bagi mahasiswa untuk memaksimalkan fungsinya sebagai agen perubahan, terutama di bidang pendidikan.
Jemi Ngadiono memberikan wawasan mengenai kondisi pendidikan maupun guru di Indonesia terutama di daerah terpencil. Menurutnya, untuk pendidikan yang lebih baik di Indonesi, harus ada pergerakan dan perubahan nyata. “Sebab, Indonesia membutuhkan orang pintar yang berpendidikan, yang memiliki kepedulian untuk membawa perubahan yang lebih baik,” ujar Jemi.
Selain itu, Jemi juga memberikan motivasi kepada peserta untuk menjadi pemuda yang bermanfaat bagi orang lain. “Jadilah anak muda yang tidak suka nyinyir di media sosial, tapi jadikanlah media sosial untuk menginspirasi. Dan jadilah pemuda yang bermanfaat bagi orang lain. Karena pemuda merupakan generasi yang akan melanjutkan perjuangan untuk melakukan perubahan,” tutur Jemi Ngadiono.
Sedangkan Rossy, pelopor Sekolah Darurat Kartini membahas pada kondisi anak jalanan maupun anak terlantar. Menurutnya, tidak hanya tugas pemerintah untuk peduli terhadap anak jalanan maupun anak terlantar. “Tetapi juga tugas masyarakat sekitar untuk merubah anak tersebut untuk menjadi lebih bermanfaat bagi lingkungan sekitar, serta mendapatkan kualitas pendidikan yang layak,” kata Rossy.
Ketua Senat Mahasiswa ASM BSI Jakarta Asih Safitri mengatakan, seminar tersebut juga salah satu kegiatan rutin dari program Bina Sekolah Indonesia yang dipelopori Senat Mahasiswa ASM BSI semenjak tahun 2014.
Menurut Asih yang juga mahasiswi ASM BSI Jakarta ini, Program Bina Sekolah Indonesia merupakan bentuk rasa peduli, kritis dan kerja nyata mahasiswa untuk membawa perubahan pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik.
“Jika kita ingin memperbaiki kualitas suatu bangsa maka kita harus mulai dari suatu hal yang kecil yaitu ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Yakni berperan aktif untuk mendidik masyarakat di semua kalangan, terutama bagi anak-anak terlantar maupun anak-anak di sekolah terpencil untuk medapatkan pendidikan yang berkualitas. Mulailah melangkah meski ilmu kita sedikit dan jangan ragu untuk mulai saling berbagi ilmu terhadap sesama,” kata Asih Safitri.