Senin 16 Jan 2017 10:41 WIB

'Make Indonesia Occupied Again' dan Arus Balik Mahzab Ekonomi Dunia?

Seorang jurnalis memegang poster bergambar presiden Rusia, Vladimir Putin (kiri), Presiden Front Nasional sayap kanan Prancis, Marine Le Pen (tengah), dan Presiden terpilih AS, Donald Trump (kanan)
Foto:
Pengemudi taksi mengibarkan bendera Inggris usai keluar keputusan jajak pendapat yang menyebut Inggris memilih ke luar dari Uni Eropa.

Dua negara besar ini, USA dan UK, selalu dikenal mampu mewarnai wajah atau ideologi ekonomi dunia. Karena itu, bila tren yang terjadi di Inggris dan Amerika ini berlanjut, tampaknya dunia akan kembali mengatur sistem ekonominya dengan cara lama alias sistem proteksionisme yang dinilai sebagai instrumen koreksi atas ketimpangan ekonomi antarnegara.

Trump atau Amerika mulai melarang produsen otomotif yang akan memasarkan produksinya ke USA mendirikan pabrik baru di Meksiko. Rencana TPP (trans Pacific partnership) dihentikan. Sistem tarif (bea masuk) akan digencarkan lagi di Amerika. Perlindungan terhadap buruh di dalam negeri mereka akan diutamakan. Dapat diperkirakan kebijakan ekonomi baru Inggris dan Amerika ini akan terus berlanjut dan pelan pelan menggerogoti arus kebebasan globalisasi free trade dan investasi yg mereka nilai lebih menguntungkan Cina.

Berbeda dengan Amerika di bawah Trump yang kini menyerukan "Make America Great Again",

Indonesia yang jelas-jelas kedodoran dalam mengikuti arus globalisasi free trade dan kapitalisme internasional, justru semakin getol dan latah mendukungnya. Istilah sederhanya, sampai sampai hampir telanjang bulat tanpa proteksi apa pun. Seakan sedang menyerukan "Make Indonesia Occupied Again,"

Alhasil, semua kekayaan alam, industri strategis, dan barang-barang konsumsi sehari hari sudah dikuasai asing. Saking globalisasinya, pulau-pulau dan posisi-posisi atau jabatan-jabatan strategis pun akan "diglobalisasikan" atau ditawarkan ke asing.

Tak hanya itu, konon para pekerja hiburan malam dan pekerja iseng pemuas hidung belang juga sudah dijarah pendatang asing. Lalu apa yg tersisa untuk anak bangsa ini?

Wallahu a'lam bissawab.

*DR Fuad Bawazier, Mantan Menteri Keuangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement