REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam (BEM PTAI) se-Indonesia yang tergabung dalam Forum Komunikasi (Forkom) BEM/DEMA PTAI menyayangkan Seruan Aksi 121 yang digagas oleh BEM Serluruh Indonesia (SI). Forkom BEM/DEMA PTAI menilai, seruan Aksi 121 oleh BEM SI tendensius.
Presidium Nasional Forkom BEM PTAI, Najmutsakib, mengatakan, aksi demonstrasi yang akan digelar BEM SI pada 12 Januari ini cenderung berlebihan. Menurut Najmu, menempatkan posisi mahasiswa sebagai tandem kritis pemerintah juga harus adil sejak dalam pikiran.
"Isu yang disorot kan soal harga-harga yang mendadak naik, harusnya ya dievaluasi. Bukan ujug-ujug bikin seruan Reformasi Jilid II. Itu kan lebay. Adil lah sedikit," katanya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/12).
Lebih lanjut, Najmu mengatakan, jangan sampai urusan yang begini ini diseret-seret untuk memantik disintegrasi. "Konsolidasi demokrasi ini harus dikawal menuju pendewasaan. Kalau dikit-dikit revolusi, dikit-dikit reformasi, kita kan jadi curiga. Jangan-jangan ini politis," ujarnya.
Forkom BEM PTAI himbau mahasiswa untuk kritis, namun tetap menjadikan independensi sebagai jubah kemerdekaan berpikir mahasiswa. Persoalaan bangsa harus diselesaikan dengan kepala dingin, duduk bersama, tidak saling menyalahkan, lempar masalah sembunyi tangan.
"Kita bangsa yang berbudaya dan beretika, banyak kelompok yang semakin membuat kegaduhan membuat kenyaman menjadi terganggu," katanya.
Pihaknya mengatakan, pemerintah harus mempunyai sensitifitas sosial dan kepekaan, agar segala persoalan tidak menjadi bola salju, yang semakin hari semakin membesar, jika pemerintah hanya saling tuding tanpa ada solusi yang jelas.
BEM PTAI berharap kaum intelektual tidak menanggalkan idealismenya hanya utk kepentingan sesaat, pragmatis dan oportunis. Kita harus berfikir jernih dan menetralkan setiap gejolak agar tidak dimanfaatkan oleh oknum sesat yang hanya memecah bangsa.