Senin 09 Jan 2017 18:56 WIB

Surabaya Miliki Pusat Pembelajaran Keluarga

Walikota Surabaya Tri Rismaharini (kedua kanan) melukis mural bermotif batik bersama warga di kawasan Putat, Surabaya, Jawa Timur, Senin (19/12).
Foto: Antara/Didik Suhartono
Walikota Surabaya Tri Rismaharini (kedua kanan) melukis mural bermotif batik bersama warga di kawasan Putat, Surabaya, Jawa Timur, Senin (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Pemkot Surabaya meresmikan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Kota Surabaya di lantai II Gedung Siola Jalan Tunjungan, Senin (9/1). Kini, warga Kota Pahlawan bisa melakukan konsultasi seputar masalah keluarga.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, melalui Puspaga, penanganan masalah keluarga bisa lebih komprehensif. Menurutnya, selama ini jika ada masalah orangtua dengan anak, si anak yang selalu disalahkan dan mendapat julukan anak nakal. Padahal, keluarga punya andil dalam membentuk kepribadian anak.

“Permasalahan anak itu semakin lama semakin kompleks. Karena itu, kami siapkan wadah sehingga masalah itu bisa diselesaikan. Harapan saya, Puspaga ini bisa menjadi jujugan bagi keluarga yang mengalami masalah apapun. Dari mulai sebelum pernikahan sampai menikah dan punya anak. Semuanya bisa dikonsultasikan di sini,” kata Risma saat meresmikan Puspaga.

Risma berpesan kepada warga Surabaya tidak perlu bingung untuk mengonsultasikan masalah keluarga. Kini, masalah keluarga bisa dikonsultasikan ke Pupaga. “Puspaga ini bukan sekadar melengkapi kota layak anak dan kesetaraan gender. Tapi juga bisa dikembangkan untuk hal lain semisal konsultasi ekonomi keluarga,” imbuh Risma.

Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (Bapemas KB) Nanis Chairani mengatakan, Puspaga memiliki beberapa ruangan yang disekat sesuai dengan fungsinya. Ada tempat untuk curhat, konseling anak, konsultasi hukum, hingga konsultasi untuk pasangan yang akan menikah. “Kita bisa bergandengan tangan dan memecahkan masalah secara bersama-sama,” kata Nanis.  

Ketua Dewan Pendidikan Surabaya Martadi mengapresiasi keberadaan Puspaga. Menurutnya, pendidikan sekarang ini tidak hanya pada tataran formal melainkan juga pendidikan anak usia dini yang membutuhkan peran keluarga.

“Persoalan anak-anak itu disebabkan karena persoalan keluarga. Puspaga ini menjadi tempat untuk pembelajaran dan terus melakukan pelayanan pendidikan keluarga. Jadi yang diperhatikan bukan hanya kuratif, tetapi juga preventif,” ucap Martadi.

Merujuk pada luasan wilayah Surabaya, Martadi menyarankan agar Puspaga ke depannya tidak hanya berada di Siola. Ia menyarankan agar Puspaga memiliki agenda untuk keliling ke kecamatan-kecamatan yang lokasinya jauh dari pusat kota.

“Puspaga ini juga harus punya agenda untuk mendekat ke masyarakat. Puspaga beserta kru bisa membuat jadwal ke kecamatan mana, ada konsultasi. Sehingga penetrasinya lebih terasa. Nanti bisa bekerja sama dengan camat atau PKK maupun LSM,” jelas Martadi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement