Senin 02 Jan 2017 19:54 WIB

Wisata Baduy Ramai Dikunjungi Pelancong Tahun Baru

Rumah tradisional yang digunakan warga ciboleger untuk menjajakan cendera mata khas baduy. (Foto: Yogi Ardhi)
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Rumah tradisional yang digunakan warga ciboleger untuk menjajakan cendera mata khas baduy. (Foto: Yogi Ardhi)

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Objek wisata kawasan permukiman masyarakat Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, selama dua hari terakhir ramai dikunjungi wisatawan liburan tahun baru 2017. Kebanyakan wisatawan itu datang dari berbagai daerah di Provinsi Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.

"Kami datang ke sini sudah dua kali mengisi liburan tahun baru bersama anggota keluarga," kata Tomi, seorang pengunjung warga Jakarta, Senin (2/1).

Selama ini, kawasan Baduy menjadi objek wisata yang ada di Provinsi Banten dan cukup menarik untuk dikunjungi wisatawan. Keunggulan wisata budaya Baduy dapat memberi pengetahuan tentang kehidupan masyarakat setempat.

Saat ini, kehidupan masyarakat Baduy masih mempertahankan budaya peninggalan nenek moyang juga menolak berbagai peralatan modern, seperti elektronik, penerangan listrik, dan kendaraan. Mereka juga menolak pembangunan sarana infrastruktur jalan.

Masyarakat Baduy sangat damai juga mencintai alam sehingga kehidupan mereka cukup sederhana. Perumahan masyarakat Baduy dibangun sama dengan menggunakan bilik bambu dan atap rumbia, sehingga tidak ditemukan rumah permanen dengan dilengkapi toilet.

Meskipun demikian, masyarakat Baduy juga tidak mengalami kesulitan ekonomi dan pangan, karena kehidupan mereka mengandalkan bercocok tanam ladang huma. "Kami senang mengunjungi warga Baduy untuk dijadikan momentum tahun baru agar menanamkan kehidupan sederhana, tapi ketahanan pangan keluarga mencukupinya," katanya.

Suhendro, seorang wisatawan warga Depok mengatakan dirinya kali pertama mengunjungi permukiman Baduy pada liburan tahun baru karena penasaran untuk melihat langsung kehidupan masyarakat Baduy. Ia mengetahui masyarakat Baduy hanya dari media elektronik dan belum pernah mengunjunginya.

"Kami bangga melihat warga Baduy yang hingga kini menolak hidup modern, namun kehidupan mereka lebih sejahtera," katanya.

Sekretaris Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Sarpin mengatakan diperkirakan liburan tahun baru jumlah pengunjung antara 400-500 orang. Selama ini, objek wisata Baduy banyak dikunjungi wisatawan karena liburan sekolah dan pergantian tahun baru. Mereka berkunjung kebanyakan karena ingin tahu masyarakat tentang Baduy.

"Semua warga Baduy dengan penduduk 10.110 KK menolak kehidupan modernisasi," katanya.

Samin (45), warga Baduy Luar mengaku dirinya setiap hari kedatangan wisatawan yang ingin sekedar mengobrol tentang kehidupan masyarakat Baduy. Para pengunjung tersebut menginap di rumah-rumah penduduk untuk mengetahui kehidupan masyarakat Baduy.

"Kami sangat terbuka untuk menerima kunjungan wisatawan itu," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement