Kamis 22 Dec 2016 16:24 WIB

Polri Imbau Masyarakat Jangan Galau Agar tidak Terekrut Teroris

Rep: Mabruroh/ Red: Angga Indrawan
Anggota Brimob Polda Metro Jaya menjaga tempat kejadian perkara (TKP) penggerebekan dan penembakan terduga teroris di Setu, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (21/12).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Anggota Brimob Polda Metro Jaya menjaga tempat kejadian perkara (TKP) penggerebekan dan penembakan terduga teroris di Setu, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (21/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Martinus Sitompul mengatakan kondisi galau seringkali mudah terketrut kelompok radikal. Alasannya pikiran yang kosong sehingga mudah untuk dimasuki oleh paham-paham radikal.

"Orang yang galau, tidak punya pendirian dalam kategori mereka. Lakukan upaya doktrinasi," kata Martinus di Mabes Porli, Jakarta Selatan, Kamis (21/12).

Martinus memaparkan pola perekrutan kelompok radikal sala satunya saat ini melalui media sosial. Kemudian dalam kondisi pikiran kosong maka mudah untuk didoktrin. Ketiga lanjut dia, kondisi lembaga pemasyarakatan (Lapas) teroris yang belum terpisah menyebabkan penyebaran paham-paham radikal pun bisa terjadi. Dari misalnya kata dia, terduga teroris Tangerang Selatan, Omen merupakan korban perekrutan di dalam Lapas Cipinang.

Omen sebelumnya hanya narapidana kasus kriminal murni. Akan tetapi karena bergaul dengan Ovi alias Abu Haikal anak buah calon pengantin Dubes Myanmar pada 2013 lalu sehingga membuat Omen kini harus berurusan kembali dengan aparat kepolisian untuk kasus yang berbeda. "Apa yang terjadi pada Omen, hasil doktrinasi yang didapat di lapas. Ini juga jadi pola rekrutan," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement