Kamis 15 Dec 2016 04:57 WIB

Drama Pengadilan Ahok, Al Maidah 51, dan Gubenur Baru DKI Jakarta

Relawan Basuki-Djarot menyaksikan proses persidangan perdana Gubernur DKI Jakarta Non-Aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) melaui layar televisi di Rumah Lembang, Jakarta, Selasa (13/12).
Foto:
Pasangan Cagub dan Cawagub DKI Agus Harimurti Yudhoyono dan Silvyana Murni saat diskusi yang dipandu oleh Ronald Surapradja (kiri) dan Rahma Sarita pada peluncuran Jumpa Calon Pemimpin Jakarta di Studio Jak TV, Jakarta, Jumat (21/10).

Mengapa pasangan Agus-Sylvi sementara unggul? Dan mengapa elektabilitas pasangan Ahok-Djarot untuk pertama kalinya cenderung rebound, menaik? Ahok untuk pertama kali dalam survei LSI cenderung rebound elektabilitasnya meskipun tidak di peringkat 1 lagi dalam survei.

LSI menemukan ada 4 (empat) alasan mengapa Agus-Sylvi unggul. Pertama, diantara ketiga calon gubernur, Agus Harimurti Yudhoyono adalah cagub dengan tingkat kesukaan/penerimaan paling tinggi.

Tingkat kesukaan Agus sebesar 77.10 persen. Tingkat kesukaan Anies sebesar 74.30 persen. Dan tingkat kesukaan Ahok sebesar 53.70 persen. Semakin disukai semakin besar probabity calon dipilih.

Kedua, Agus-Sylvi lebih sukses menarik simpati pemilih mayoritas yaitu menengah-bawah (ekonomi) dengan program pro rakyatnya.  Total populasi dengan penghasilan 3,5 juta ke bawah sebesar 65 persen.

Tiga program rakyat Agus-Sylvi yaitu program bantuan 50 Juta/Unit usaha untuk modal bergulir, program bantuan tunai 5 juta/tahun untuk keluarga tak mampu, dan program bantuan 1 Miliar per RW/RT disukai rata-rata diatas 70 % oleh pemilih ekonomi menengah-bawah (pendapatan dibawah 3.5 juta/sebulan).

 

Ketiga, Agus-Sylvi lebih mewakili spektrum ideologi “tengah”. Survei LSI menunjukan  sebesar 45.8 persen pemilih DKI Jakarta mengidentifikasi ideologi politik mereka  “nasionalis religius”. Hanya 18.2 persen menyatakan mereka berideologi nasionalis sekuler, dan 16.5 persen berideologi agama.

Dan ketika ditanya dari 3 pasangan calon gubernur, manakah yang mewakili ideologi nasionalis religius, maka Agus harimurti Yudhoyono paling tinggi. Sebesar 32.5 persen menilai Agus mewakili ideologi nasionalis religius, 26.1 persen menyatakan Anies, dan 24.8 persen menyatakan Ahok.

Positioning Agus yang dipersepsikan di “tengah” membantu Agus untuk lebih mudah masuk ke semua segmen.

Keempat, Agus-Sylvi dianggap sebagai pasangan paling minim kontroversi. Yang dimaksud dengan kontroversi disini adalah pasangan calon yang pernyataan, perilaku dan kegiatannya menimbulkan pro dan kontra. Pasangan Ahok-Djarot dinilai paling banyak menimbulkan kontroversi yaitu 52.4 persen, Anies-Sandi sebesar 20.3 persen, dan Agus-Sylvi sebesar 13.2 persen.

Publik Jakarta tak menyukai kandidat yang kontroversial, yang acapkali menyulut hiruk pikuk yang tak produktif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement