REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melaporkan ada ribuan warga yang tinggal di kawasan rawan bencana longsor, karena tinggal di perbukitan dan lereng bukit.
Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Budhi Harjo di Gunung Kidul, Selasa (13/12), mengatakan ada tujuh kecamatan yang warganya hidup di lokasi rawan longsor.
Adapun wilayah yang rawan tanah longsor, yakni Kecamatan Purwosari, Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin dan Ponjong. "Ada tujuh kecamatan yang masuk dalam wilayah risiko bencana tanah longsor," kata Budhi.
Ia mengatakan sari tujuh kecamatan rawan longsor itu telah dilakukan kajian mendalam untuk mengetahui tingkat risiko bencana lonsor. Setelah dilakukan kajian diketahui puluhan desa memiliki potensi bencana. "Warga yang tinggal di 50 desa rawan bencana itu jumlah jiwanya mencapai ribuan orang," katanya.
Budhi mengatakan untuk menyikapi masalah ini, pihaknya telah membentuk desa tangguh bencana. Dari 144 desa yang ada, BPBD sudah membentuk 38 desa tangguh bencana. BPBD juga sudah mulai sosialisasi hingga gladi lapang yang bertujuan memberikan informsi dan pemahaman.
"Beberapa waktu lalu, kami sudah melakukan gladi di Desa Katongan, Nglipar, harapannya masyarakat paham tentang risiko, dan penanggulangannya. Selain itu, di sana kami membentuk forum Pengurangan Resiko Bencana (PRB)," katanya.
Wakil Bupati Gunung Kidul Immawan Wahyudi mengatakan pemkab terus berusaha memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat terkait kebencanaan serta risikonya. Meski bencana alam tidak diharapkan, namun perlu kesiapsiagaan. Harapannya, bisa mengurangi resiko korban jiwa. "Latihan tanggap bencana diperlukan sehingga masyarakat tahu apa yang harus dilakukan jika bencana datang," katanya.