REPUBLIKA.CO.ID, PIDIE JAYA -- Pengungsi korban terdampak bencana gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Pidie Jaya mencapai angka 8.000 jiwa. Ribuan pengungsi tersebut tersebar di puluhan posko pengungsian.
"Jumlah pengungsi dari 18 desa di lima kecamatan tercatat tinggal di 33 titik pengungsian, dengan jumlah pengungsi mencapai 8 ribu jiwa," ujar Kepala Bidang Humas Polda Aceh, Kombes Goenawan, Jumat (9/12).
Berdasarkan data yang dihimpun Polda Aceh, pengungsi yang berada di Kecamatan Meurah Dua merupakan jumlah terbesar, yaitu tercatat sekitar 3.600 orang yang tersebar di Posko Masjid Almunawaarah Desa Meunasah Bie, Meunasah Mancang, dan Meunasah Jurong.
"Di Masjid Al-Munawarah Desa Meunasah Bie lebih kurang 3.000 orang, Meunasah Mancang sekitar 500 orang, dan Meunasah Jurong sekitar 100 orang," kata Goenawan.
Seperti diketahui, ribuan para pengungsi tersebut masih berada di pengungsian lantaran masih seringnya gempa susulan yang mengguncang Kabupaten Pidie Jaya. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sedikitnya ada 66 kali gempa bumi susulan yang melanda Nangroe Aceh Darussalam (NAD).
Menurut Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, data tersebut dihimpun hingga Jumat (9/12) sore. Ia menjelaskan, gempa susulan teranyar mencapai kekuatan 5 skala richter namun kemudian stabil di 4,9 skala richter dalam analisis terkini. “Gempa susulan secara alamiah memang harus terjadi, karena merupakan proses penyempurnaan pelepasan energi tegangan batuan pasca-deformasi batuan, saat terjadi gempa bumi utama,” ujar Daryono dalam keterangan tertulisnya, Jumat (9/12).