REPUBLIKA.CO.ID, MEUREUDU, ACEH -- Para pengungsi korban gempa 6,4 skala richter di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, membutuhkan obat-obatan dan tim medis. Hal itu diungkapkan kepala kampung atau Keuchik Gampong (desa) Mesjid Tuha, Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya Junaidi, Kamis (8/12).
"Sudah hari kedua belum ada bantuan obat-obatan dan kita sangat membutuhkan obat terutama untuk anak-anak dan ibu-ibu," kata Junaidi di lokasi pengungsian komplek Dayah (pasantren) Al-Muhajirin.
Ia mengakui, di lokasi pengungsian tersebut jumlah warga yang mengungsi tidak kurang dari 560 Kepala Keluarga (KK) dan berasal dari tiga gampong. "Jumlah pengungsi disini semua 560 KK, untuk bantuan makanan sudah memadai dan yang kami butuhkan sekarang obat-obatan, tim medis dan pempers serta pembalut untuk ibu-ibu," katanya lagi.
Ada pun tiga gampong yang mengungsi ke daya Al-Muhajirin meliputi, Gampong Mesjid Tuha, Menasah Balek, dan Kuta Meuredu. Kesemua gampong tersebut masuk dalam Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya.
Lebih lanjut Junaidi berharap, para pihak lebih cepat merespons kebutuhan primer untuk korban gempa bumi itu, pasalnya jika kebutuhan obat-obatan serta tim medis tidak segera di suplai ke lokasi tersebut ia khawatir akan berjatuhan korban.
"Kami berharap pemerintah maupun tim relawan segera merespon kebutuhan obat-obatan dan tim medis," harap Junaidi.
Pada kesempatan itu ia juga berterimakasih kepada para dermawan yang sudah membantu kebutuhan pangan untuk para korban gempa yang mengungsi di Masjid Al-Muhajirin Gampong Mesjid Tuha, Pidie Jaya.