Rabu 07 Dec 2016 16:24 WIB

Trauma Tsunami, Warga Banda Aceh Jauhi Pantai Saat Gempa

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Bayu Hermawan
Petugas mengoperasikan alat berat untuk mencari korban yang tertimpa reruntuhan bangunan rumah toko (ruko) akibat gempa di Desa Ulee Glee, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12).
Foto: Antara/Ampelsa
Petugas mengoperasikan alat berat untuk mencari korban yang tertimpa reruntuhan bangunan rumah toko (ruko) akibat gempa di Desa Ulee Glee, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12).

REPUBLIKA.CO.ID, ACEH -- Gempa dengan 6,4 skala richter yang terjadi di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, terasa hingga ke Kota Banda Aceh. Gempa terjadi pada sekitar jam 5 pagi sesaat sebelum menunaikan shalat Subuh.

Salah seorang warga Banda Aceh, Egi Nur Fajar Ali menuturkan gerakan gempa memang terasa sampai Kota Banda Aceh. Pada mulanya, goyangan gempa begitu lembut. Lambat laun, goyangannya kemudian bergerak begitu cepat.

"Gerakan gempanya enggak langsung cepat, awalnya naik-turun gitu, baru kemudian goyangannya cepat, dug.. dug .. dug," ujar dia menceritakan saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (7/12).

Saat gempa terjadi, Egi langsung keluar rumah dan berlari menuju area yang berjauhan dari bangunan. Tidak hanya dia, warga lain pun juga banyak yang berhamburan keluar dari rumahnya untuk mencari posisi yang aman dan menjauh dari bangunan.

Selain menjauh dari bangunan, warga berupaya mengamankan diri dengan menjauh dari lokasi pantai. Mereka khawatir gempa kali ini menyebabkan peristiwa tsunami kembali terulang.

"Jadi larinya pada ke arah yang jauh dari pantai, karena kan takutnya terjadi tsunami," ucap pria yang bekerja di salah satu perusahaan distributor obat di Banda Aceh ini.

Pemerintah Provinsi Aceh melalui Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyatakan data terakhir hingga pukul 13.30 WIB, sudah ada 51 korban meninggal gempa bumi di Kabupaten Pidie Jaya. Angka korban meninggal tersebut diperkirakan masih akan terus bertambah.

"Korban meninggal sampai saat ini sudah 51 orang dan masih bisa bertambah," ujar Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Aceh Frans Dellian saat dihubungi, Rabu (7/12).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement