REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sambil menggendong bayi kecilnya yang baru berumur 5 bulan, Fitria Hidayati (25 tahun) begitu khusuk menjalankan shalat sunat hajat. Sambil duduk, ia tertib mengikuti instruksi imam, begitupun ribuan umat Muslim Solo lainnya yang mengikuti shalat sunat hajat di Masjid Agung Keraton Kasunanan Solo pada Jumat (2/12), siang.
Usai shalat, perempuan asal Kalimantan itu larut dalam doa. Sesekali ia membetulkan selendang gendongan bayi kecilnya. Sambil berharap bayinya tak menangis hingga doa bersama selesai.
“Saya mengikuti doa bersama ini, sebab saya dan suami juga tidak bisa ke Jakarta. Saya pun membawa bayi saya karena di rumah tidak ada yang merawat," katanya usai mengikuti Istigosah besama untuk keselamatan bangsa dan umat Islam yang digelar oleh Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kota Solo.
Fitria mengatakan, dirinya berdoa semoga Indonesia terus damai, meski ada perbedaan, tapi tidak untuk berpecah belah. "Saya berdoa juga semoga tegaknya keadilan di negeri ini,” kata Fitria.
Fitria juga mengapresiasi umat Muslim di Solo yang dapat tertib melakukan aksi superdamai bela Islam III dengan menggelar doa bersama. Kendati demikian, terkait kasus penistaan kitab suci Alquran yang dilakukan oleh Gubernur nonaktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, dia hanya berharap Polri dapat bekerja profesional dan cepat menuntaskan kasus tersebut.
“Saya pun tak rela kitab suci saya dinistakan orang, dan siapa saja tidak boleh menghina kitab suci agama apapun, saya berharap kasus ini bisa cepat selesai,” katanya.
Sekitar 10 ribu umat Muslim di Solo mengikuti Istigosah dan doa bersama dalam aksi 212. Peserta doa bersama tumpah ruah hingga memenuhi pelataran Masjid Agung Keraton Kasunan Surakarta. Tak hanya umat Muslim dan ulama yang mengikuti kegiatan tersebut.
Ribuan personel gabungan dari TNI dan Polri pun ikut berbaur bersama berdoa untuk negeri. “Hampir 10 ribuan yang ikut, ada masyarakat, ulama, dari pemerintah Kota Solo, buruh, TNI, dan Polri, semuanya berdoa. Intinya kita berdoa untuk bangsa ini, NKRI menjadi harga mati, Bhinneka Tunggal Ika kita tetap jaga, dan Solo aman,” kata Kaporestabes Solo, Kombespol Achmad Luthfi.