Rabu 30 Nov 2016 12:31 WIB

PKB Minta Pemerintah Perbaiki Komunikasi Bersama Ulama

Sekjen DPP PKB Abdul Kadir Karding memberikan keterangan pers usai pelaksanaan Halaqah Ulama Rakyat PKB di Jakarta, Selasa (29/11).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Sekjen DPP PKB Abdul Kadir Karding memberikan keterangan pers usai pelaksanaan Halaqah Ulama Rakyat PKB di Jakarta, Selasa (29/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jendral DPP Partai Kebangkitan Bangsa Abdul Kadir Karding berharap pemerintah terus memperbaiki pola komunikasi dengan kalangan alim ulama. Ini karena para ulama dinilai memiliki peran strategis di dalam memperkuat keutuhan bangsa.

"Jika pemerintah bisa merangkul para kiai atau ulama maka negara kita juga akan solid dan kuat," kata Karding di Jakarta, Rabu (30/11).

Karding mengatakan alim ulama menempati posisi penting dalam kehidupan umat Islam karena mereka adalah panutan yang senantiasa didengar ucapannya dan ditaati petuahnya. Menurut dia, meninggalkan para alim ulama berarti meninggalkan suara rakyat.

"Suara kiai representasi suara umat. Apa yang menjadi perkataan kiai bagian dari perkataan umat," ujarnya.

Para ulama, kata Karding, harus dilibatkan dalam membahas persoalan-persoalan kebangsaan dan pemerintahan Jokowi bisa memilah serta ikut menganalisis ide dan gagasan dari para kiai untuk perbaikan bangsa. Menurut dia, apabila ide itu tidak baik maka dirinya mempersilahkan untuk dikritisi namun jika baik maka pemerintah harus menindaklanjuti ide tersebut.

Dia mengatakan, peristiwa aksi damai 4 November menjadi pelajaran penting bagi pemerintah dan sudah saatnya pemerintah bersedia mendengarkan ide-ide para kiai untuk meneguhkan pembangunan yang sudah baik. "Pemerintah tak hanya menjadikan ulama/kiai sebagai pemadam kebakaran baru dilibatkan saat sudah muncul gejolak sosial," ujarnya.

Di sisi lain Karding berharap para ulama turut berperan mendidik umat, menjaga iklim demokrasi agar tetap sejuk dan damai serta berharap doa bersama pada Jumat (2/12) bisa berlangsung damai dan tertib.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement