REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei terbaru yang dirilis lembaga Indikator Politik Indonesia mengungkap temuan menarik. Sebanyak 42,3 persen pemilih pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok) di Pilkada DKI 2012, dilaporkan mengubah haluan mereka pada Pilkada DKI 2017.
"Ada 42,3 persen pemilih Jokowi-Ahok pada 2012 yang ternyata tidak lagi memilih Ahok di Pilkada 2017," ujar Direktur Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, di Jakarta, Kamis (24/11).
Dia memaparkan, dari 100 persen responden pemilih Jokowi-Ahok pada 2012, sebanyak 23,6 persen di antaranya kini menjatuhkan pilihan mereka kepada pasangan Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni (Agus-Sylvi). Sementara, reponden pendukung Jokowi-Ahok 2012 yang menyatakan bakal memilih pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno (Anies-Sandi) sebesar 18,7 persen.
"Pendukung Jokowi-Ahok 2012 yang masih konsisten mendukung Ahok hanya 42,7 persen. Jadi suara yang diperoleh Ahok pada Pilkada lima tahun lalu, sekarang terpecah ke dua kubu lawannya," ungkap Burhanuddin.
Temuan lainnya, sebanyak 46,6 persen responden pendukung pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli (Foke-Nara) pada Pilkada DKI 2012, kini memberikan suaranya kepada Agus-Sylvi. Sementara, responden pemilih Foke-Nara 2012 yang sekarang menjatuhkan pilihannya kepada Anies-Sandi sebesar 36,5 persen. Hanya 5,5 persen responden pendukung Foke 2012 yang kini 'membelot' memilih Ahok.
Survei oleh Indikator Politik Indonesia kali ini berlangsung dari 15-22 November 2016, dengan melibatkan 798 responden warga Jakarta yang sudah mempunyai hak pilih. Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan metode multistage random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan wawancara tatap muka terhadap para responden. Adapun margin of error hasil survei tersebut sebesar plus minus 3,6 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.