Kamis 24 Nov 2016 18:23 WIB

Yudi Sebut AS dan Cina Memiliki Kepentingan di Pilkada DKI

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Yudi Latif
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Yudi Latif

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia (PSIK) dan Direktur Eksekutif Reform Institute, Yudi Latif, menilai terdapat intervensi asing menjelang pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2017. Intervensi ini membuat situasi semakin panas. 

"Begitu banyak kepentingan, termasuk ini bukan hanya kepentingan lokal tapi juga kepentingan internasional. Ada kepentingan-kepentingan Amerika, kepentingan-kepentingan Cina bermain melalui unsur-unsur negara juga," kata Yudi dalam diskusi "Pilkada dan Tantangan Merawat Kebhinekaan" di kantor Lembaga Administrasi Negara (LAN), Kamis (24/11).

Dugaan kepentingan dan intervensi asing itu lantaran Indonesia berpotensi menjadi pusat pertarungan dunia. Sehingga kekuatan dunia memiliki kepentingan terhadap situasi politik di Indonesia. Yudi pun menyarankan agar pemerintah berhati-hati dan tidak terlalu condong mendukung salah satu pihak.

"Oleh karena itu, kita harus pandai membawa diri. Jangan terlalu terkesan pro sini, pro sana. Kalau terlalu agak berat melakukan aliansi terhadap salah satu pihak pasti pihak lain merasa ditikam, ditinggalkan. Dan itu pasti akan menimbulkan keinginan untuk mencari pegangan baru dalam kekuasaan di sini," jelas dia.

Ia mencontohkan, dalam hal pembagian proyek infrastruktur, pemerintah seharusnya tidak memberikannya kepada salah satu pihak tertentu. Namun harus dapat berbagi secara adil dengan negara lainnya. Sebab, pembagian proyek infrastruktur ini juga akan berpengaruh terhadap kedaulatan Indonesia.

"Misalnya proyek infrastruktur, ya jangan semuanya diserahkan pada satu aliansi tertentu tapi juga dia harus bisa berbagilah. Itu juga penting bagi kedaulatan Indonesia karena kalau terlalu dikuasai oleh satu elemen nanti kita kekurangan option untuk mencari perimbangan-perimbangan," kata Yudi.

(Baca Juga: SBY: Agus dan Anies tak Bangga Jika Ahok WO dari Pilkada)

Sebelumnya di Bandung, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo juga menyampaikan dugaan adanya ketelibatan pihak asing dalam penyebaran berita provokasi. Karena itu, pihaknya akan menggelar aksi nusantara bersatu pada 30 November untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Setelah ditelusuri intelijen, ternyata yang nyebar adalah dari Australia dan dari Amerika. Ternyata bukan dari dalam. Tujuannya tidak lain untuk memecah belah," ujar Gatot di hadapan peserta seminar nasional yang bertajuk 'Peningkatan Ketahanan Bangsa Untuk Menjaga Keutuhan NKRI' di Aula Graha Sanusi Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Rabu (23/11).

Menurut Gatot, aksi demonstrasi di Indonesia saat ini sering kali berlangsung. Kondisi ini, katanya, dapat mengancam kedaulatan Tanah Air. Karena itu, diperlukan aksi Nusantara Bersatu. Aksi inipun disebutnya telah mendapat dukungan dari para pemuka agama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement