REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) berencana menggelar aksi Bela Islam Jilid III pada Jumat 2 Desember. Aksi tersebut mendatangkan berbagai komentar dari berbagai pihak, di antaranya Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Tito mencium adanya agenda makar dalam rencana demonstrasi lanjutan yang digelar pada 2 Desember mendatang. Tito juga melarang aksi 2 Desember itu agar ketertiban umum tidak terganggu.
Menanggapi larangan tersebut, pembina GNPF MUI Habib Rizieq Syihab memberikan komentarnya. . "Agar jutaan umat Islam tidak mudah terprovokasi, maka biarkan mereka duduk di atas sajadah bersama habaib dan ulama untuk shalat, dzikir, shalawat dan doa, serta mendengarkan tausiyah," ujar Rizieq dalam situs resminya www.habibrizieq.com, Selasa (22/11).
Selain itu, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) ini menyarankan agar kantor dan sekolah diliburkan pada Jumat (2/12), serta jalan protokol dikosongkan seperti saat car free day agar jutaan umat Islam dianggap tidak mengganggu ketertiban umum.
Dia pun menyarankan para aparat seperti Polri dan TNI ikut dalam aksi tersebut. "Agar jutaan Islam umat Islam tidak salah paham kepada aparat dan tidak mudah diadudomba, maka sebaiknya saat Aksi 212 seluruh jajaran TNI dan Polri berbaur dengan umat Islam ikut gelar sajadah untuk ibadah bersama," kata Rizieq.
Baca juga, Kapolri: Ada Tujuan Tersembunyi dalam Demonstrasi 2 Desember.
Seperti diberitakan sebelumnya, umat Islam berencana mengadakan aksi Bela Islam di DKI Jakarta. Sama seperti aksi sebelumnya, tujuan dari aksi ini menginginkan agar tersangka dugaan kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ditangkap dan diadili sesuai proses hukum secara adil dan transparan.
Rizieq mengatakan aksi Bela Islam III pada 2 Desember 2016 bukan hanya sekadar aksi damai, melainkan super damai. Peserta aksi akan melaksanakan shalat Jumat di sepanjang Jalan Soedirman-Thamrin, dari Semanggi sampai Istana Negara dengan posisi imam dan khatib di Bundaran Hotel Indonesia.
Aksi yang bertepatan dengan Jumat Kubro serta Maulid Akbar, disebut juga oleh Rizieq sebagai aksi ibadah gelar sajadah. Karena itu bagi yang mau ikut serta harus menjaga komitmen damai.