REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menginstruksikan Polda Jabar memantau pergerakan massa dari Jawa Barat yang hendak mengikuti aksi 2 Desember di Jakarta. Ia meminta Polda menindak tegas massa yang berencana mengikuti aksi shalat berjamaah di jalan Sudirman-Thamrin.
Tito mengimbau umat Islam untuk tidak melanggar hukum ketika menyelenggarakan aksi unjuk rasa, karena hal itu bisa memperburuk citra Islam. Ia meminta lebih baik aksi shalat berjamaah diselenggarakan di Masjid Istiqlal ketimbang di jalan Sudirman-Thamrin hingga bundaran HI.
"Instruksi ke Polda Jabar kalau ada yang mau berangkat gabung dengan demo yang melanggar hukum maka saya perintahkan dilarang. Tapi kalau mereka untuk ke Istiqlal itu fine," katanya, Selasa (22/11).
Ia memastikan akan memberi izin aksi pada umat Islam jika dilakukan dengan tertib dan tak mengganggu ketertiban umum. Ia pun mempertanyakan aksi shalat berjamaah di jalan protokol sebagai sesuatu yang banyak mudharatnya ketimbang kebaikannya.
"Harus ada etika dan moral sehingga secara hukum kalau akan mengganggu lebih baik jangan dilakukan. Lebih afdol dilakukan di masjid, di istiqlal silahkan, kurang tempat di masjid? lapangan banteng ada, monas ada bisa sejuta dua juta orang, kita enggak larang," ujarnya.
Tito juga meminta masyarakat memahami, dari sudut pandang hukum menggelar shalat berjamaan di jalan Sudirman-Thamrin jelas bertentangan dengan hukum. "Tanya alim ulama boleh enggak melakukan sesuatu yang banyak mudharatnya seperti itu? MUI sudah jelaskan itu banyak mudharatnya," ucapnya.