Ahad 20 Nov 2016 22:54 WIB

Bekasi Percepat Realisasi Investasi

Chair Programme International Seminar and Conference on Investment Potential Development (ISIPOD2016) Dr Abdullah Sumrahadi
Chair Programme International Seminar and Conference on Investment Potential Development (ISIPOD2016) Dr Abdullah Sumrahadi

REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI  -- Kabupaten Bekasi melakukan percepatan realisasi investasi. Hingga quartal ketiga 2016 realisasi investasi Kabupaten Bekasi mencapai Rp 10,9 triliun dengan 391 proyek.

"Dari Januari sampai September realisasi investasi Kabupaten Bekasi hampir mencapai 45 persen dari total realisasi investasi seluruh Provinsi Jawa Barat sekitar Rp 28,38 triliun," kata Direktur Regional III Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, Wisnu Wijaya Soedibjo di sela-sela acara 'International Seminar and Conference on Investment Potential Development (ISIPOD2016), akhir pekan lalu.

Menurut Wisnu, tingginya angka tersebut karena perusahaan-perusahaan terus merealisasikan proyeknya di Bekasi. Bahkan, lanjut Wisnu, masih banyak proyek-proyek lain dengan subkontraktingnya yang terus memasukkan investasinya. "Proyek-proyek yang telah terealisasi dari industri otomotif, termasuk perusahaan industri baja yang terus menambah expansinya, karena Bekasi terkenal dengan pengembangan industri logamnya," kata Wisnu.

Wisnu melihat prospek investasi di Kabupaten Bekasi mesih terus meningkat kedepannya. Karena, menurut Wisnu, masih banyaknya kawasan industri di Kabupaten Bekasi. "Tentunya masuknya industri besar yang sudah terkenal itu mampu mendorong dan memacu lagi investasi lebih cepat lagi," ujarnya.

Dia membahkan kemudahan investasi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bekasi mengikuti apa yang dilakukan BKPM. "Pemkab Bekasi proinvestasi. Kita mengharapkan Jawa Barat dengan Kabupaten Bekasi bisa menjadi motor investasi lokasi investasi," kata Wisnu.

Chair Programme International Seminar and Conference on Investment Potential Development (ISIPOD2016) Dr Abdullah Sumrahadi mengatakan suatu negara akan berkembang secara dinamis jika investasi yang dikeluarkan jauh lebih besar daripada nilai penyusutan faktor-faktor produksinya. Negara yang memiliki investasi yang lebih kecil daripada penyusutan faktor produksinya akan cenderung mengalami perekonomian yang stagnasi.

Menurut Sumrahadi, perekonomian negara yang stagnasi sangat dihindari bagi pada perancang negara. "Untuk itulah formulasi kebijakan ekonomi yang proinvestasi didorong untuk terus meningkat guna mengatasi masalah stagnasi, sekaligus membalik pelambatan ekonomi agar pertumbuhan ekonomi terus menggeliat," kata Sumrahadi.

Sumrahadi menambahkan, meningkatnya investasi akan menjamin kontinuitas pembangunan ekonomi, menyerap tenaga kerja dan menekan kemiskinan sehingga muaranya akan memacu perbaikan tingkat kesejahteraan rakyat secara keseluruhan. "Sebagaimana cita-cita didirkannya suatu negara, idealnya seperti itu," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement