Kamis 17 Nov 2016 18:18 WIB

DPD: Aksi 25 November Jangan Dipaksakan

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Angga Indrawan
Berjalan dari arah Tugu Tani menuju Jl Medan Merdeka Barat pada Jumat (4/11) siang, massa Aksi Bela Islam II membawa poster berisikan tuntutan penuntasan proses hukum dugaan penodaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Foto: Republika/Reiny Dwinanda
Berjalan dari arah Tugu Tani menuju Jl Medan Merdeka Barat pada Jumat (4/11) siang, massa Aksi Bela Islam II membawa poster berisikan tuntutan penuntasan proses hukum dugaan penodaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komite I DPD RI, Benny Rhamdani mengingatkan seluruh elemen masyarakat untuk tetap menjaga keutuhan dan kesatuan NKRI pascaditetapkannya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai tersangka oleh Bareskrim Polri. Menurutnya, aksi demonstrasi pada tanggal 25 November 2016 mendatang tidak perlu dilakukan, mengingat pemerintah dan aparat penegak hukum sudah memberikan jawaban atas tuntutan umat Islam dalam aksi 4/11 kemarin.

"Perlu diingat, aksi 4/11 adalah aksi yang bermartabat, aksi yang menuntut keadilan dalam kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok. Jangan lagi dinodai dengan menggelar aksi susulan yang kabarnya bakal dilaksanakan 25 November," ujar Benny, dalam keterangan persnya, Kamis (17/11).

Jika aksi 25 November tetap dilakukan, lanjut dia, maka dikhawatirkan menjadi pembenaran apa yang sudah dituduhkan banyak pihak. Karena itu, yang perlu dilakukan masyarakat tinggal mengawal saja. 

"Jadi kalau dipaksakan, tuduhan bahwa aksi 4/11 adalah motif politik, bisa jadi pembenaran. Anggapan banyak pihak yang menuduh adalah aksi politik akan makin parah," jelasnya.

Benny yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua GP Ansor ini juga mengatakan, jika aksi 25 November tetap dilakukan dan dipaksakan, maka para pemimpin aksi, korlap dan para koordinator harus siap menerima risiko, dan bertanggung jawab jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Apalagi aksi tanggal 25 yang kabarnya melibatkan massa lebih besar, saya melihatnya tidak ada jaminan bakal berjalan damai," tegasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement