Kamis 10 Nov 2016 19:06 WIB

Berkonflik Sejak 1968, Negeri Aboru dan Hulaliu Sepakat Berdamai

Pangdam XVI/ Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo
Pangdam XVI/ Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Negeri Aboru dan Negeri Hulaliu di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, sepakat menghentikan konfik yang sering terjadi diantara kedua wilayah. Rekonsiliasi perdamaian antara Negeri Aboru dan Hulaliu tercapai berkat peran beberapa pihak, salah satunya Kodam XVI Pattimura.

Pangdam XVI/ Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo mengapresiasi tercapainya rekonsiliasi perdamaian antara Negeri Aboru dan Hulaliu. Sejarah mencatat konflik antara kedua negeri pernah pecah pada tahun 1968, 1979, 1982, 1992, 2004, 2010, 2013 dan terakhir 2015, dengan banyak memakan korban jiwa.

"Saya sangat bangga kedua negeri mendeklarasikan pedamaian," ucap Mayjen TNI Doni Monardo saat menghadiri penandatanganan rekonsiliasi damai di Kantor Pemerintahan Negeri Haruku, 8 November lalu.

Doni mengatakan, tugas utama TNI memang menghancurkan musuh yang mengancam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun di masa damai seperti saat ini, TNI juga harus berperan bersama dengan pemerintah dan Polri untuk menciptakan rasa aman bagi seluruh masyarakat serta membantu pembangunan masyarakat.

"Misi kami hari ini adalah menciptakan rasan aman dan perdamaian bagi seluruh masyarakat. Dan ini kebijakan baru dari pimpinan-pimpinan TNI untuk masyarakat Maluku yaitu menciptakan Keseimbangan pembangunan di daerah pinggiran dan perbatasan," jelasnya.

Lebih lanjut Pangdam mengatakan, di masa damai saat ini, senjata TNI dalam bertugas di wilayah Maluku bukanlan senjata SS1 atau roket. Namun TNI bersenjatakan program Emas Hijau dan Emas Biru agar wilayah Maluku semakin maju dan masyarakatnya semakin sejahtera.

Maluku adalah negeri yang kaya baik di darat atau di laut. Di darat dari ratusan tahun yang lalu kita telah terkenal dengan hasil cengkeh dan pala karena tanah yang subur. Laut Maluku yang penuh dengan beribu biota laut yaitu limpahan ikan yang banyak. Dengan Program Emas biru dan Emas Hijau ini dapat menciptakan kesejatraan masyarakat Maluku," jelasnya.

Sementara dalam sambutannya, Plt Bupati Maluku Tengah Drs M Saleh mengatakan kegiatan rekonsiliasi kedua Negeri merupakan suatu harmoni  kehidupan yang luar biasa. Ia mengatakan keanekaragaman adat budaya masyarakat Maluku merupakan suatu filosofi kultur sejarah luar biasa yg tercermin dari patasiwa dan patalima dimana merupakan semangat kebersamaan kedua negeri untuk menata kehidupan yang lebih baik.

"Kebersamaan tekat untuk berdamai merupakan suatu momentum yang sangat tepat dan strategis untuk kemajuan masyarakat kedua negeri," ucapnya.

"Mari kita belajar dari sejarah yang kelam untuk lebih kita memahami bagaimana kita saling memaafkan,  mengasihi dan mencintai sebagai semboyan orang maluku yaitu potong di kuku rasah di daging, ale resah beta rasah sagu salempang dibagi dua. Mari kita merajut Perdamaian dan kebersamaan ini sampai anak cucu kita dan mereka akan tahu bahwa kita hidup dengan cinta dan kasih sayang," katanya.

Kegiatan ini ditandai dengan pembacaan Ikrar Perdamaian kedua Negeri Aboru dan Hulaliu. Selain itu, kegiatan dilanjutkan dengan Fun bike dari pembatasan Aboru Hulaliu ke Negeri Haruku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement