Kamis 10 Nov 2016 15:56 WIB

Sampah Informasi di Media Sosial Bermotif Menebar Kebencian

Rep: Fuji E Permana/ Red: Angga Indrawan
Media Sosial
Foto: Antara
Media Sosial

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah menilai sampah informasi berupa informasi yang tidak jelas sumbernya, mengandung kebencian dan fitnah sangat membahayakan kehidupan sosial di Indonesia. Sampah informasi tersebut dibuat orang yang memiliki maksud tujuan tertentu. 

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, ternyata orang-orang yang membuat dan menyebarkan sampah informasi tidak selalu orang awam. Orang yang berpendidikan pun bisa melakukannya karena motif mereka ingin menebar kebencian.

"Seringkali yang melakukan fitnah bukan orang awam tetapi orang yang berpendidikan tapi punya kebencian terhadap kelompok lain kemudian menyebar informasi yang sumbernya tidak jelas," kata Dahnil kepada Republika.co.id usai diskusi publik di Gedung PP Muhammadiyah, Kamis (10/11).

Ia menerangkan, penyebar sampah informasi berdampak buruk karena masyarakat Indonesia masih belum mempunyai kemampuan literasi yang sama dalam penggunaan media sosial dan Internet. Ia mencontohkan, hari ini ada broadcast informasi yang mengatakan anak muda Muhammadiyah akan demo ke rumah Buya Syafii.

Informasi tersebut, dikatakan dia, kemudian dibuat menjadi kicauan di twitter seseorang. Padahal anak muda Muhammadiyah tidak melakukan demo di rumah Buya. Menurutnya, itu yang disebut fitnah. Kemudian, fitnah tersebut disebar ke mana-mana menjadi sampah-sampah informasi. Kemudian sampah-sampah informasi tersebut mengotori banyak orang.

"Mereka menebar kebancian dan menebar fitnah yang kemudian akan mengganggu stabilitas publik," ujarnya.

Ia menerangkan, cara-cara seperti itu bisa dikatakan tidak punya etika. Mereka dapat informasi dari mana asalnya tidak jelas, kemudian disebarkan kepada publik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement