Kamis 10 Nov 2016 15:18 WIB

Tinggal 24,6 Persen, Elektabilitas Ahok Melorot Akibat Kasus Al Maidah

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Angga Indrawan
Ilustrasi paparan hasil Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ilustrasi paparan hasil Lembaga Survei Indonesia (LSI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Elektabilitas pejawat Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengalami penurunan setiap bulannya. Saat ini, pada bulan November 2016, elektabilitas Ahok sudah di bawah 30 persen, yaitu di angka 24,6 persen. 

Berdasarkan survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, pada bulan Maret 2016 elektabilitas Ahok berada pada angka 59,3 persen, pada bulan Juli turun menjadi 49 persen, dan kembali turun pada Oktober sebesar 31,4 persen. 

"Kasus dugaan penistaan agama (kasus Al Maidah) adalah salah satu faktor utama turunnya suara Ahok di November 2016," kata peneliti LSI Adjie Alfaraby, dalam konferensi persnya, Kamis (10/11).

Survei itu dilakukan sejak 31 Oktober hingga 5 November 2016 di Jakarta. Dilakukan dengan tatap muka terhadap 440 responden. Responden tersebut dipilih dengan metode multistage random sampling, dengan margin of error plus minus 4,8 persen.

Adji melanjutkan, jika Pilkada DKI Jakarta saat ini, maka ketiga kandidat akan bersaing ketat dengan perolehan pasangan Ahok -Djarot 24,6 persen, Agus -Sylvi 20,9 persen, Anies -Sandi 20 persen. Sementara, mereka yang tidak menjawab atau belum memutuskan sebesar 34,5 persen.

Namun, turunnya suara Ahok di November 2016 banyak beralih ke swing voters. Ini karena jumlah mereka yang belum menentukan pilihan naik dari 28,2 persen pada Oktober, menjadi 34,5 persen pada November. Akibatnya, elektabilitas pasangan lainnya tidak terkena pengaruh dari pendukung Ahok yang membelot. "Yang menang adalah mereka yang belum menentukan pilihannya," ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement