Kamis 10 Nov 2016 00:53 WIB

Saksi Sebut Sempat Terdengar Letupan Sebelum Neo Soho Terbakar

Rep: Muhyiddin/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas Dinas Kebakaran di TKP kebakaran gedung Apartemen Neo Soho di Jakarta, Rabu (9/11)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Petugas Dinas Kebakaran di TKP kebakaran gedung Apartemen Neo Soho di Jakarta, Rabu (9/11)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebakaran terjadi di Gedung Neo Soho, Jakarta Barat, Rabu (9/11) malam sekitar pukul 20.40 WIB. Salah satu pekerja di bagian basement gedung tersebut, Rahmat (28) mengaku sempat mendengar suara ledakan hingga dua kali sebelum api melalap seluruh lantai di sisi bagian belakang gedung yang memiliki 41 lantai tersebut.

"Ledakan pertama sekitar jam 18.30 WIB, terus kedua jam 19.00 WIB. Terus muncul api pertama di lantai enam," ujar Rahmat di lokasi kejadian, Jakarta Barat, Rabu (9/11) malam.

Rahmat menuturkan, saat terjadi kebakaran itu para pekerja yang berada di basement langsung keluar menyelamatkan diri. Mereka mengetahui kebakaran itu setelah mendengar alarm darurat berbunyi. "Saya tak tahu jam berapa persisnya keluar api itu. Tadi pas saya keluar, api sudah besar," ucap dia.

Berdasarkan keterangan warga, gedung Neo Soho dibangun sejak tahun 2014 untuk dijadikan sebagai mall mulai dari lantai satu sampai delapan. Sementara, dari lantai sembilan ke lantai satu akan dijadikan sebagai apartemen.

Rahmat menambahkan, saat ini belum ada penghuni yang tinggal di apartemen tersebut. Karena, kata dia, target pembangunan gedung Neo Soho sendiri masih akhir tahun inin.

"Ini target pembangunan selesai Desember ini. Semua sudah tahap finishing," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, kebakaran terjadi di gedung Neo Soho, Jakarta Barat, Rabu (9/11) malam. Puluhan mobil pemadam kebakaran pun langsung diturunkan ke lokasi kejadian.

Kasudin Pemadam Kebakaran Jakarta Barata, Hardisiswan mengatakan pihaknya menerima informasi kebakaran tersebut sekitar pukul 20.40 WIB. "Pada pukul 20.45 WIB, kami kerahkan 27 unit, sekitar pukul 20.50 WIB unit tiba di lokasi," ujar Hardisiswan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement