REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono menduga organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan dalang kericuhan aksi unjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (4/11) malam.
Menurut Awi, berdasarkan pada rekaman video terlihat pelaku yang mengawali kericuhan tersebut menggunakan atribut HMI. "Itu berdasarkan rekaman video, baik yang diambil oleh jajaran kami di lapangan ataupun dari rekan-rekan media," ujar Awi kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Senin (3/11).
(Baca: Polda Metro Jaya Periksa Ketum HMI Terkait Demo 4 November)
Selain itu, menurut dia, salah seorang yang ditangkap usai kericuhan juga mengaku berasal dari HMI. Kendati demikian, Awi belum dapat menyimpulkan bahwa HMI merupakan dalang kericuhan tersebut. Karena, kata dia, pihaknya masih akan mengumpulkan barang bukti. "Kami masih akan buktikan fakta hukumnya," jelasnya.
Untuk selanjutnya, polisi akan memanggil Ketua Umum Pengurus Besar HMI Mulyadi P Tamsir untuk diperiksa. Selain itu, polisi juga akan memeriksa Ketua Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Pemuda (PTKP) HMI Jakarta Selatan, Dicky.
Secara terpisah, Kepala Subdirektorat Keamanan Negara Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Fadli Widianto mengatakan bahwa pihaknya masih akan melakukan pemeriksaan terhadap kedua kader HMI tersebut sebagai saksi. "Kami akan periksa mereka sebagai saksi," kata Fadli.
Dalam aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh tersebut, hingga saat ini Polda Metro Jaya setidaknya telah mengamankan 10 orang yang diduga sebagai provokator. Namun, 10 orang itu dipulangkan oleh polisi lantaran pihaknya belum memiliki alat bukti yang kuat untuk menjadikan mereka sebagai tersangka.
Sebagai informasi, akibat kericuhan tersebut, satu orang warga meninggal dunia karena mengalami asma. Selain itu ada 21 kendaraan, baik milik TNI-Polri atau umum yang dirusak dan tiga kendaraan di antaranya dibakar. Sementara, jumlah massa aksi yang mengalami luka ada sekitar 250 orang.