REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Polhukam, Wiranto, mengatakan kericuhan di depan Istana Kepresidenan tepatnya di Jalan Medan Merdeka Utara hingga Medan Merdeka Barat, Jakarta, harusnya tidak terjadi jika saja tidak ada sekelompok orang yang melakukan provokasi.
"Kami tidak menghendaki adanya konflik. Tapi, beberapa oknum saya kira dari demonstran telah melakukan penyerangan ke aparat keamanan," kata Wiranto ditemui di Gerbang Wisma Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (4/11) malam.
Wiranto mengatakan semestinya seluruh peserta unjuk rasa membubarkan diri dengan tertib setelah perwakilannya melakukan pertemuan dengan pemerintah yang diwakili oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Aparat keamanan mulai melakukan upaya penanggulangan setelah adanya pemukulan yang menyebabkan tujuh aparat keamanan terluka. Wiranto mengatakan dirinya mencoba masuk ke tengah kericuhan dan mencoba menenangkan sebagian peserta unjuk rasa.
"Saya masuk ke wilayah mereka, ketemu beberapa tokoh, ternyata nggak mungkin karena gas air matanya cukup berat," kata Menko Polhukam.
Di lengan baju Wiranto juga terlihat bercak darah yang menurutnya milik prajurit. "Mungkin, yang dipukuli tadi. Saya rangkul, saya tenangkan tadi," ujar Wiranto.