REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum juga memutuskan apakah akan menerima perwakilan demonstran di Jakarta, Jumat. Jokowi dinlai juga belum memberikan respons langsung secara tegas terkait kasus Ahok.
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia Pusat, KH Muhyiddin Junaidi, mengkhawatirkan kebungkaman Jokowi dapat memperparah kemarahan umat Islam.
“Ini sekedar demo awal. Kalau memang dengan jumlah seperti ini bapak presiden tidak juga mau mendengar, maka bukan mustahil akan ada demo berikutnya dengan jumlah yang amat dahsyat,” ujar Muhyiddin saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (4/11).
Secara psikologis, Muhyiddin menilai, jika Jokowi tidak mendengar suara umat Islam yang merupakan kelompok mayoritas di Indonesia maka secara tidak langsung presdien tidak memperhatikan aspirasi rakyatnya.
Lebih jauh, Muhyiddin mengkhawatirkan kebungkaman ini dapat memicu munculnya kelompok masyarakat yang tidak sabar dan kehilangan akal sehat untuk mengambil jalan pintas.
Baca juga, Jelang Demo, Jokowi Tinggalkan Istana ke Bandara.
Muhyiddin berharap Jokowi dapat melihat demo ini sebagai gambaran kesatuan umat Islam yang tidak mau agama dan kitab sucinya dinistakan. Ketulusan dan keikhlasan umat Islam yang datang dari pelosok negeri ini diharapkan dapat dijadikan barometer oleh presiden untuk segera mengambil sikap.