Rabu 02 Nov 2016 16:07 WIB

Mensos Minta Masyarakat Pesantren Waspadai Peredaran Narkoba

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Angga Indrawan
Khofifah Indar Parawansa
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial (Mensos), Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat dan santri pesantren waspada dengan lingkungan sekitarnya. Sebab, ia mengatakan, daerah-daerah di sekitar pesantren dianggap lengah pengawasan oleh bandar narkoba.

"Kalau ada pengajian, dan sebagainya, pagar dan sekeliling pesantren harus diwaspadai. Jangan sampai itu dianggap tempat yang aman untuk menyimpan bahan adiktif," kata dia saat ditemui di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Rabu (2/11).

Khofifah menjelaskan, pihaknya pernah berdiskusi dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Gerakan Nasional Anti Narkoba (Granat) di Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Diskusi tersebut membahas pola bandar narkoba mendapat barangnya.

Saat ini, ia mengatakan, apabila bandar narkoba di Indonesia ingin membeli narkoba, maka cukup mengirim uangnya ke negera si penjual. Sementara barangnya, sudah ada di Indonesia.

"Jadi sebenarnya, narkoba sudah disimpan di titik a, b, dan c. Setelah uang diterima produsen, barang ini langsung siap diambil di titik-titik itu," ujar Khofifah.

Menurutnya, area di sekitar pesantren dianggap aman untuk menyimpan narkoba. Alasannya, lokasi tersebut biasanya lepas dari pengawasan kepolisian dan BNN.

Ia mencontohkan, pada bulan puasa lalu ditemukan kantong plastik hitam di Masjid Agung Tulungagung, Jawa Timur. "Artinya tempat yang dianggap, seperti rumah ibadah, pesantren tempat orang mengaji, itu dianggap tempat yang aman, kemungkinan menyimpan di dekat-dekat situ," tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement