Selasa 04 Oct 2016 11:38 WIB

Gus Sholah Imbau Masyarakat tak Percayai Praktik Ala Taat Pribadi

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Indira Rezkisari
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Salahuddin Wahid alias Gus Sholah.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Salahuddin Wahid alias Gus Sholah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah tidak percaya terhadap praktik penggandaan uang melalui cara gaib yang dilakukan oleh Taat Pribadi, pendiri Padepokan Dimas Kanjeng. Menurutnya, dengan cara apapun penggandaan uang dilakukan selain pihak yang berwenang tidak dibolehkan.

“Saya nggak paham soal itu (penggandaan cara ghaib), cuma tidak masuk nalar saya,” ujar Gus Sholah saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (4/10).

Dia mengatakan, jika memang benar terjadi penggandaan maupun pengadaan uang hal tersebut telah melanggar hukum. Karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak percaya terhadap praktik seperti yang dilakukan Taat Pribadi.

Praktik yang dilakukan oleh Taat Pribadi dalam penggandaan uang dengan cara gaib dinilai oleh Gus Sholah sebagai hal menyimpang dari agama. Namun, Gus Sholah belum bisa memastikan secara pasti apakah bisa disebut sebagai perbuatan sesat atau tidak.

“Jadi jangan mudah percaya sama orang-orang seperti itu yang menurut saya punya kecenderungan menipu besar sekali,” kata tokoh Nahdlatul Ulama (NU) itu.

Kendati demikian, Gus Sholah tidak menampik jika di masyarakat masih banyak yang percaya terhadap praktik penggandaan uang melalui cara gaib dari seorang dukun. Bahkan orang berpendidikan tinggi pun ada yang juga mempercayainya.

Meskipun jumlahnya tidak sebanyak dengan orang awam yang menjadi korban. Padahal, menurut Gus Sholah tidak mungkin terjadi uang kembali dengan begitu cepat dan jumlah yang banyak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement