Jumat 30 Sep 2016 17:56 WIB

Puluhan Pendaki Belum Ditemukan di Atas Rinjani

Aktivitas gunung Rinjani, Selasa (27/9).
Foto: lenk Rinjani
Aktivitas gunung Rinjani, Selasa (27/9).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Nusa Tenggara Barat H Muhammad Rum mengungkapkan terdapat 44 pendaki baik dari mencanagera maupun dalam negeri yang belum ditemukan dan diperkirakan masih berada di Gunung Rinjani.

"Ini yang kami belum tahu sampai sekarang keberadaannya karena dari laporan jumlah wisatawan yang masuk itu ada 464 orang, namun yang keluar setelah letusan hanya 420 orang, sehingga 44 orang belum kembali," kata Muhammad Rum di Mataram, Jumat.

Ia menuturkan ada beberapa kemungkinan 44 pendaki itu belum diketahui keberadaannnya, pertama para pendaki tidak keluar melalui pintu resmi, yakni  Sembalun Lombok Timur dan pintu masuk Senaru, Kabupaten Lombok Utara. Kedua para pendaki diperkirakan masih berada di atas Gunung Rinjani, namun mereka masih berada di luar 3 kilometer yakni zona terlarang untuk pendakian.

"Walaupun belum pasti, kemungkinan mereka masih berada di pos-pos yang dekat dengan kaldera Rinjani, seperti di pos enam. Tetapi itu masih batas aman untuk berkemah," ujarnya.

Baca juga,  BNPB: Ratusan Wisatawan Keluar Rinjani dengan Selamat.

Menurut dia, daerah tidak aman itu sudah ditetapkan berada di radius 3 km. Pihaknya bersama instansi lain sudah melakukan penyisiran. Namun, hingga saat ini nasib ke 44 pendaki itu bisa bisa diketahui. "Sampai saat ini kami belum tahu, tetapi dari penyisiran sudah tidak ada pendaki yang berada di atas," ungkapnya.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi masih menetaapkan status Gunung Barujari, anak Gunung Rinjani di Kabupaten Lombok Timur, waspada level II, setelah meletus pada Selasa pukul 14.45 WITA.

Namun, meski saat ini Gunung Barujari berstatus waspada level II, aktivitas kegempaan tektonik masih muncul pada skala kecil yang terjadi sebanyak lima kali dengan amplitudo 3 mm -20 mm dan durasi 25 detik-105 detik.

Tidak hanya itu, aktivitas kegempaan vulkanik dangkal juga terjadi, meski hanya satu kali dengan amplitudo 5 mm dan durasi 2 detik. "Dengan status Gunung Barujari itu, kami merekomendasikan masyarakat maupun para wisatawan tidak beraktivitas atau berkemah di sekitar kaldera Gunung Barujari di dalam radius 3 km dari kawah," tegasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement