Senin 26 Sep 2016 18:38 WIB

Angka Kematian Ibu Melahirkan di Jatim Tinggi

Rep: Christiyaningsih/ Red: Fernan Rahadi
Ibu melahirkan
Ibu melahirkan

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Angka kematian ibu melahirkan di Jawa Timur tinggi, yaitu melampaui rerata nasional. Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Jawa Timur, Waluyo Ajeng Lukitowati, menjelaskan tingginya kematian ibu melahirkan erat dengan fenomena pernikahan dini. 

Saat ditemui dalam Seminar Nasional dalam rangka menyambut Hari Kontrasepsi Sedunia, ia membeberkan data tingginya kematian ibu melahirkan. Angka kematian ibu melahirkan di Jawa Timur tiap tahun menyentuh angka 500 kematian per 100 ribu kelahiran. Sementara di tingkat nasional jumlahnya lebih rendah yakni 340 kematian per 100 ribu kelahiran. 

"Pernikahan dini memaksa seorang wanita melahirkan di kala organ reproduksinya belum siap," ungkap Ajeng pada Senin (26/9).

Ia menyebut Jawa Timur bagian timur seperti Madura, Pasuruan, dan wilayah pesisir sebagai kantung kematian ibu melahirkan. "Kita gencar mensosialisasikan agar masyarakat menghindari pernikahan sebelum  berusia 21 tahun," imbuhnya. 

Menurut Ajeng, seorang wanita dianggap sudah siap menjadi ibu secara reproduksi maupun psikologis saat berusia 21 tahun atau lebih. Demikian pula dari segi medis terdapat batas usia maksimal agar wanita aman saat proses melahirkan yakni 35 tahun. 

Selain sosialisasi bahaya pernikahan dini, BKKBN Jawa Timur juga menggenjot jumlah akseptor KB. Dari 7,9 juta pasangan usia subur di Jawa Timur, 7 juta pasang di antaranya sudah tercatat sebagai akseptor KB. "Setiap tahun jumlah akseptor KB aktif mencapai satu juta pasangan," terang wanita berjilbab ini. Hadirnya kemudahan dari BPJS Kesehatan, kata Ajeng, turut mendongkrak minat pasangan usia subur untuk menjadi akseptor KB.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement