Jadi tak ada alasan untuk percaya begitu saja bahwa hubungan mesra Ahok dan Jokowi akan bertahan lama. Setidaknya hingga 2019.
Sebab dalam sejumlah kesempatan Ahok sudah dengan terbuka menyatakan hasratnya untuk jadi Presiden Indonesia beberapa tahun kedepan.
"Biar lebih mudah beresin Jakarta. Makanya saya mau jadi capres," kata Ahok pada 2014 lalu.
Hasrat Ahok itu bisa dipastikan semakin besar jika dia mampu memenangkan Pemilukada DKI. Bukan tak mungkin dalam dua tahun kedepan, Ahok akan berubah. Dari kolega menjadi rival terbesar Jokowi.
Sama dengan saat Ahok berubah peran dari kader kesayangan menjadi salah satu musuh politik terbesar Gerindra. Pada akhirnya, memang tak ada yang abadi dalam politik. Teman bisa seketika jadi lawan.
Yang abadi dari politik akhirnya hanya kepentingan pribadi.