REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik yang juga Direktur PoliEco Digital Insights Institute (PEDAS) Anthony Leong menilai Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok memiliki energi besar untuk maju pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta.
"Ahok punya energi yang besar untuk kondisi sekarang dan dia bisa melampiaskan di Pilgub DKI," kata Anthony saat dihubungi di Jakarta, Jumat (10/5/2024).
Anthony menuturkan mantan wakil gubernur dan gubernur DKI Jakarta itu masih memiliki tujuan (goal) yang memang belum tercapai. Menurut dia, hal ini bersamaan dengan PDI Perjuangan yang kekurangan kader mumpuni untuk maju dalam ajang Pilgub DKI. Karena itu, hal ini bisa menjadi kesempatan.
"Karena Pilgub DKI cukup strategis sehingga kader-kader ada yang harus maju juga," ujarnya.
Dia menilai untuk menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta maka harus memiliki latar belakang dan modal sosial yang cukup baik seperti seorang Ahok.
Terlebih, wilayah Jakarta begitu besar sehingga membutuhkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang besar dan menjadi perhatian publik.
Selain itu, mundurnya Ahok dari Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) untuk mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut tiga Ganjar-Mahfud dalam pemilihan presiden dinilai juga menjadi ajang barter.
"Pak Basuki dalam momentum tersebut diduga melakukan 'deal' ya untuk bisa berkontestasi di Pilgub dengan PDIP," ujarnya.
Sementara, Ahok melalui akun YouTube pribadinya "Panggil Saya BTP" pada Kamis (9/5), menyarankan agar para calon gubernur DKI Jakarta harus mau menyerahkan nomor ponsel pribadi demi melayani masyarakat.
"Saya mendorong siapa pun jadi gubernur DKI Jakarta harus menyerahkan nomor HP resminya pribadi," katanya.
Ahok juga menuturkan calon gubernur DKI harus mau menerima pengaduan lantaran sudah dipercaya sebagai pemimpin yang bertugas membantu yang miskin dan membutuhkan pertolongan. Dia berharap gubernur DKI mendatang mampu memiliki sifat yang transparan termasuk terbuka terkait anggaran.