REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru besar Ilmu Pemerintahan Universitas Gadjah Mada Purwo Santoso mengatakan, gelontoran uang dari pusat untuk Papua tak banyak membawa banyak perubahan di Bumi Cendrawasih. Uang tak menyelesaikan persoalan yang selama ini terjadi di Papua.
“Uang itu instrumen tak berguna. Ketika uang tak sebanding dengan banyaknya barang yang diproduksi maka uang akan kembali lagi ke pusat,” kata dia Purwo dalam diskusi Forum Akademisi untuk Papua Damai (FAPD) di Jakarta, Kamis (1/9).
Menurutnya, jumlah uang besar yang masuk ke Papua banyak terjadi dislokasi. Artinya, kata dia, uang yang seharusnya dipergunakan untuk menyejahterakan masyarakat Papua justru jatuh ke lokasi yang salah. Banyak terjadi penyimpangan dan tak tepat sasaran.
“Uang tidak teradministrasi secara baik, teori administrasi negara tak nyambung di lapangan,” ujar dia.
Purwo mengatakan, masyarakat Papua lebih butuh ruang aktualisasi. Masyarakat Papua harus diberi kesempatan yang sama dengan masyarakat lainnya. Banyak saluran yang menurutnya bisa dilakukan pemerintah.
“Membuat papua maju salurannya adalah pendidikan dan bisa dikelola secara baik sesuai dengan kultur mereka, meningkatkan martabat mereka. Maka keseriusan membangun pendidikan ala papua, itu akan menjadikan Papua bangga,” ujar dia.