Sabtu 27 Aug 2016 17:04 WIB

Mensos: Konsumsi Narkoba Indonesia Capai Rp 72 Triliun

Red: Nur Aini
Narkoba (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Narkoba (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BONDOWOSO -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan konsumsi narkoba di masyarakat Indonesia terus meningkat dan kini sudah mencapai Rp 72 triliun.

"Data di BNN pada Mei lalu disebutkan bahwa uang rakyat yang digunakan untuk mengonsumsi narkoba mencapai Rp63 triliun. Data terbaru, sekarang sudah mencapai Rp 72 triliun," katanya pada deklarasi pemberantasan narkoba di Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Desa Tangsil Wetan, Kecaatan Wonosari, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Sabtu (27/8).

Deklarasi di pondok pesantren asuhan KH Salwa Arifin itu juga melibatkan Badan Ansor Anti-Narkoba dan ribuan santri di Bondowoso. "Uang Rp 72 triliun kalau dibuat bangun madrasah bagus apa tidak?" katanya yang dijawab, "Bagus" oleh para santri.

Pada kesempatan itu Khofifah juga mengungkapkan adanya jenis narkoba yang membuat daging tubuh seorang pengguna akan mengelupas. "Ada sabu-sabu jenis crocodile. Ini kalau dikonsumsi, daging kita akan mrotol (mengelupas sendiri). Biasanya tangan dulu sampai siku yang mrotol, kemudian tinggal tulang yang gosong. Setelah itu baru di kaki sampai lutut. Kalau sudah kena tangan dan kaki, baru ke wajah. Ini sudah ada korbannya di Jakarta dan Jawa Barat," katanya.

Ia juga mengingatkan agar para guru dan orang tua waspada karena pengedar narkoba mulai menyasar anak usia dini dan taman kanak-kanak yang dikemas dalam bentuk permen. "Awalnya anak-anak itu dikasih cuma-cuma. Setelah ketagihan, mereka akan mengajari anak-anak itu untuk berbuat kriminal. Misalnya disuruh membawa barang-barang orang tuanya untuk ditukar dengan permen tersebut. Anak diajari, kalau ada jam bapaknya atau cincin ibunya suruh diambil," kata Khofifah.

Ia juga mengingatkan kalangan santri agar waspada karena semua lini saat ini diincar untuk dijadikan pasar narkoba. "Kalau di dalam pesantren diajari akhlakul karimah (akhlak yang baik), di luar pesantren sudah banyak yang mengincar. Sekarang ada fenomena narkoba disimpan di masjid karena dianggap aman atau disimpan di universitas-universitas karena dianggap aman," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement