REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan pengurus Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) di daerah itu agar tidak terlena berada dalam zona nyaman pariwisata seperti saat ini.
"Harusnya mampu melihat pesaing-pesaing, jangan diam dan terlena. Kita pikir kita paling hebat sendiri, padahal tetangga kita semua membangun pariwisatanya," kata Pastika saat menyampaikan sambutan pada Pengukuhan Pengurus GIPI Bali, di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, seringkali pelaku pariwisata merasa seperti katak di bawah tempurung sehingga merasa paling hebat dan bangga sendiri. Padahal, sesungguhnya banyak wisatawan yang mau ke Bali, sudah terlebih dahulu "nyangkut" di Malang dan Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur.
Selain itu, tambah dia, kalau Bali hanya menawarkan tujuan wisata yang itu-itu saja, lama-lama wisatawan juga akan bosan, terutama mereka yang berkunjung berulang kali ke Bali.
"Sekarang misalnya datang ke Besakih, apa mereka besok datang lagi ke Besakih, pasti tidak," ujarnya.
Apalagi, lanjut dia, pemerintah pusat juga sudah meluncurkan "10 Bali Baru". Oleh karena itu, hendaknya dilihat apa saja yang dikerjakan para pesaing Bali.
"Bukan untuk mematikan mereka, tetapi agar kita /ngeh, jangan terlena pada diri sendiri. Kita juga harus tetap optimistis Bali tetap berkembang dan mengikuti perkembangan global. Apalagi Bali memiliki kelebihan dari sisi keunikan," kata Pastika.
Oleh karena itu, diingatkan agar pelaku pariwisata jangan sampai terlena dengan perubahan yang terjadi begitu cepat.
Sementara itu, Ketua GIPI Bali periode 2016-2021, Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan setelah pengukuhan, langsung diselenggarakan Rapat Kerja I dengan agenda utama menyusun kode etik GIPI Bali, menyusun program kerja untuk masa bakti lima tahun ke depan, serta mengharmonisasi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga sesuai ketentuan perundang-undangan.