REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan tahunan 'Path to Sustainable Growth' dihadiri para pakar sebagai pembicara panel. Mereka memiliki latar belakang pemimpin keberlanjutan global, pemimpin bisnis, pembuat kebijakan, dan advokat masyarakat untuk mengatasi tantangan lingkungan, serta aktivis sosial dan ekonomi secara efektif dan bertanggung jawab.
Pertemuan yang terdiri empat diskusi panel tersebut dibuka oleh Asisten Deputi Pariwisata Berkelanjutan Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Amnu Fuadiy. Amnu menyoroti dukungan Kemenpar terhadap kebijakan nasional yang mempromosikan pariwisata berkelanjutan melalui lima program prioritas.
Di antaranya, gerakan pariwisata bersih, praktik digitalisasi untuk meningkatkan jangkauan dan kualitas pemasaran, memanfaatkan minat unik sebagai daya tarik utama untuk pariwisata kelas atas, serta menyelenggarakan acara yang menampilkan warisan budaya Indonesia yang kaya. "Terakhir, memperluas jumlah desa wisata untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," ujarnya dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (15/5/2025).
Sementara itu, diskusi panel pertama difokuskan pada Cetak Biru untuk Membangun Destinasi Berkelanjutan. Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) DPD Bali, Agus Made Yoga Iswara menganjurkan, tindakan kolektif untuk mencapai tujuan destinasi nol emisi di Bali. Sementara, pendiri Museum Living Samsara, Ida Bagus Agung Gunarthawa mendukung pengembangan pariwisata Bali berbasis komunitas.
Acara yang diselenggarakan The Apurva Kempinski Bali tersebut berusaha mempertemukan para pemangku kepentingan dengan tujuan kolaboratif 'Shaping the Future of Responsible, Inclusive and Profitable Tourism'. Mereka menawarkan pariwisata di Bali yang memberikan nilai melalui pelestarian budaya, perlindungan lingkungan, pemberdayaan lokal, dan praktik bisnis berkelanjutan.