Rabu 17 Aug 2016 04:33 WIB

PWI: Kekerasan Dilakukan Oknum TNI Terhadap Wartawan Kerap Terjadi

Sejumlah warga Sari Rejo melakukan aksi unjukrasa dengan memblokir jalan di kawasan Jalan Avros Medan, Sumatera Utara, Senin (15/8).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Sejumlah warga Sari Rejo melakukan aksi unjukrasa dengan memblokir jalan di kawasan Jalan Avros Medan, Sumatera Utara, Senin (15/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Perwakilan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Sumatera Utara, Nurhalim Tanjung, mengungkapkan bahwa aksi kekerasan yang dilakukan oknum anggota TNI AU terhadap jurnalis yang sedang menjalankan tugas di lapangan dan sudah sering terjadi.

"Bahkan, cukup banyak wartawan yang menjadi korban kekerasan setiap melakukan peliputan," kata Nurhalim ketika menyampaikan orasi pada aksi solidaritas yang dilakukan ratusan wartawan di Bundaran Air Mancur Mandiri Jalan Sudirman, Medan, Selasa (16/8).

Selain itu, menurut dia, kasus kekerasan yang dilakukan oknum TNI AU terhadap wartawan hingga kini belum dapat terselesaikan secara tuntas.

"Kami para wartawan yang melakukan tugas peliputan adalah dilindungi Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999, namun hak-hak wartawan saat melakukan tugas peliputan dikangkangi," ujarnya.

Ia mengatakan, buktinya masih ada rekan-rekan wartawan yang menjadi korban kekerasan saat melakukan peliputan di lapangan. Saat ini, ada dua orang wartawan yang menjadi korban kekerasan yang dilakukan oknum TNI AU Lanud Soewondo masih terbaring lemas di rumah sakit, yakni Array A Argus mengalami luka lebam di bagian kepala dan luka pada bagian tulang rusuk.

"Sedangkan, Andri Syafrin mengalami sejumlah luka pada bagian pelipis mata dan patah tulang leher karena dihantam petugas menggunakan kayu dan pentungan," kata Redaktur SKH Medan Bisnis.

Dalam aksi solidaritas yang dilakukan ratusan Jurnalis Kota Medan meminta agar KSAU segera mencopot Danlanud Soewondo Medan dari jabatannya. Permintaan tersebut disampaikan para wartawan terkait aksi brutal yang dilakukan oknum TNI AU terhadap dua wartawan Array A Argus (Tribun Medan) dan Andri Syafrin (MNCTV).

Kedua wartawan tersebut menjadi korban kekerasan saat meliput bentrok warga dengan prajurit TNI AU di lahan sengketa di Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia.

Pantauan di lapangan, aksi damai terhadap kekerasan dua wartawan dengan menggelar long march berjalan kaki dari Warkop Jurnalis, Jalan Agus Salim, menuju Bundaran Air Mancur Mandiri Jalan Sudirman, dan berakhir di Kantor Komando Operasi TNI AU Soewondo Jalan Imam Bonjol Medan.

Sebelumnya, sejumlah wartawan meliput unjuk rasa warga Kelurahan Sari Rejo terkait sengketa lahan dengan TNI AU, Senin (15/8) sore. Namun, unjuk rasa tersebut berujung bentrokan dengan adanya "sweeping" atau razia yang dilakukan prajurit TNI AU. Dua orang wartawan ikut mengalami luka-luka akibat mengalami penganiayaan dari prajurit TNI AU.

Kedua wartawan tersebut adalah Arai Argus dari Tribun Medan Andri Syafrin Purba dari MNCTV yang harus dirawat di salah satu RS di Jalan AH Nasution Medan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement