REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istri dari almarhum Munir, Suciwati, menyayangkan kriminalisasi terhadap koordinator Kontras Haris Azhar. Menurut dia, pemerintah kerap kali salah paham terhadap para aktivis yang vokal mengkritisi kinerja pemerintah.
"Orang kritis selalu dianggap sebagai sebuah ancaman, padahal selama ini mereka all out menjunjung tinggi nama baik Republik Indonesia," ujarnya baru-baru ini.
Suci menyebut apa yang dilakukan Haris justru malah membuat orang-orang di tiga institusi penegak hukum yakni Polri, TNI, dan Badan Narkotika Nasional (BNN) kebakaran jenggot. Menurut dia, kasus Haris dan Munir hampir serupa. "Munir dibunuh, diracun, karena selalu kritis. Apa yang didapatkan justru menyakitkan," kata Suci.
Awalnya, dia berpikir ini adalah rezim awal jika pemerintah bersungguh-sungguh ingin menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM). Namun ternyata, sikap yang diambil Presiden RI Joko Widodo justru antiklimaks. Menurut dia, hal ini terbukti dari pengangkatan Wiranto sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan. Pasalnya Wiranto dinilai sosok bermasalah dengan HAM.
Menurut Suci, adanya kesaksian Haris Azhar bisa dijadikan titik awal untuk bersih-bersih dalam tubuh lembaga penegak hukum. Lembaga-lembaga tersebut, dia mengatakan seharusnya melindungi atau membuat bangga bangsa ini namun justru saat ini sedang defense melindungi diri sendiri. "(Mereka) membuat hal yang justru tidak cantik. Sekali saya akan terus bersama bicara. Saya pikir ini penting supaya jangan sampai ada Haris Azhar-Haris Azhar yang lain lagi," ujarnya.
(Baca Juga: Ini Tiga Sikap BNN Terhadap Tulisan Haris Azhar)