REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Budayawan Emha Ainun Najib yang menyekolahkan dua anaknya di sekolah itu langsung menemui kepala sekolah Kesatuan Bangsa Billingual Boarding School di Yogyakarta untuk mengonfirmasi kabar mengenai permintaan Pemerintah Turki untuk menutup sejumlah sekolah yang diduga terkait dengan Fethullah Gulen, Jumat (29/7).
Emha yang akrab disapa Cak Nun itu mengaku geram dengan tuduhan Pemerintah Turki tersebut terhadap sekolah yang pernah meraih medali Olimpiade Sains Nasional (OSN) terbanyak se-Indonesia pada 2015 itu. Ia menilai Sekolah Kesatuan Bangsa yang menjadi pilihan untuk menyekolahkan dua anaknya, yakni Aqiela Fadia Haya (Kelas XI) dan Jembar Tahta Aunillah (Kelas IX), jauh dari tuduhan tersebut.
"Sangat keterlaluan jauhnya. Saya menyekolahkan anak saya di sini setelah mempelajari berbagai kemungkinan pendidikan yang ada," katanya seusai menemui pihak sekolah itu, didampingi istrinya, Novia Kolopaking.
Menurut dia, sebagai wali murid, ia menemukan tingkat keamanan di sekolah itu cukup baik, baik dari kejahatan, serta pengaruh budaya atau pemikiran yang tidak benar. "Penerapan prinsip pemikirannya aman, bahkan setiap potensi anak dieksplorasi sesuai bakatnya," kata Cak Nun.